JAKARTA – Pengamat menyarankan agar pemerintah tetap menutup situs-situs yang memang radikal. Sedangkan situs yang menyampaikan jihad baik sebaiknya jangan ditutup.
“Kalau memang situsnya bermuatan radikal yang lebih baik ditutup saja. Kalau situsnya tidak radikal sebaiknya ya jangan ditutup,” kata pengamat intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati kepada media, Senin (6/4/2015). Menurutnya jika situs itu bertujuan untuk dahwah harusnya juga mengandung konten wawasan kebangsaan.
Soal penutupan situs-situs radikal itu, Nuning sudah memperkirakan sebelumnya jika akan menimbulkan pro kontra. “Pemerintah memang harus hati-hati, jangan menutup situs karena berbahasa Arab. Konten bagus soal keagamaan dan cinta umat jangan ditutup. Tapi bila isinya desepsi-desepsi dan berisi ajakan perjuangan Islamic State (IS) sebaiknya ditutup saja,” kata Nuning.
Menurut Nuning memang agak sulit membuka tabir gerakan-gerakan terselebung IS. “ Biasanya kalimat-kalimat radikal disisipkan dalam kalimat-kalimat dakwah dalam situs,” kata Nuning. Menurutnya bila dilakukan penelitian yang komprehensif tentu akan
ketahuan mana situs yang berisi ajaran jihad yang baik dan mana yang sesat. “Karena jihadpun bisa berkonotasi positif, misalnya jihad melawan IS sendiri atau narkoba dll,” kata Nuning.