Kairo – Pengadilan Mesir memutuskan memasukkan 145 orang ke dalam daftar teroris. Keputusan diambil usai pihak Pengadilan Kasasi menolak banding para terdakwa atas putusan yang disahkan oleh pengadilan yang lebih rendah pada Juni tahun lalu.
Putusan yang dibuat pengadilan Mesir, pada Selasa (26/3/2019), itu telah menguatkan keputusan tentang daftar orang yang dianggap terorisme di negara itu.
Dikutip dari AFP, Para terdakwa yang dimasukkan dalam daftar dituduh sebagai pihak yang melatih para anggota kelompok militan, serta membuat rencana kekerasan di Mesir.
Dalam daftar tersebut, termasuk nama sejumlah tokoh senior organisasi Persaudaraan Muslim atau al-Ikhwan al-Muslimin, yang banyak dari mereka melarikan diri dari Mesir setelah tergulingnya presiden Islam Mesir, Mohamed Morsi, pada 2013 lalu.
Baca juga : Pemerintah Turki Sebut Lebih dari 160 anggota kelompok Teroris Tewas pada 2018
Organisasi itu pun kemudian diberi label organisasi teroris, beberapa bulan setelah tergulingnya Morsi.
Pasangan pembawa acara televisi yang berbasis di Turki, Moataz Matar dan Mohamed Nasser, yang keduanya bekerja untuk saluran al-Ikhwan al-Muslimin, termasuk dalam daftar tersebut.
Matar baru-baru ini berada dalam bidikan negara setelah dia memprakarsai seruan di dunia maya yang mengajak kepada aksi protes menentang Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi.
Terdakwa lainnya di antaranya adalah Hamza Zoba, serta penceramah Wagdy Ghoneim, termasuk pula mantan presiden yang digulingkan, Mohamed Morsi.
Para terdakwa tersebut menghadapi tuduhan yang beragam, termasuk merencanakan tindakan kekerasan bersenjata di dalam negeri, serta merekrut elemen tempur dan melatih mereka, baik di dalam maupun di luar negeri.