Pasukan Suriah Bebaskan 19 Orang Yang Ditahan ISIS Sejak Juli

Damaskus – Pasukan Suriah berhasil membebaskan 19 orang yang disandera ISIS sejak Juli lalu. Sejumlah sandera tersebut terdiri dari wanita dan anak-anak yang merupakan penganut Druze, agama minoritas di Suriah.

Operasi pembebasan ini juga meliputi operasi sapu bersih ISIS di kota Hamima, dekat kota bersejarah Palmyra. Media Suriah mengungkapkan bahwa seluruh anggota ISIS di wilayah tersebut sudah tewas.

“Saya sangat bahagia,” ungkap Nashaat Abu Amar, pria yang istri dan ketiga anaknya ada di antara mereka yang dibebaskan, demikian seperti dikutip Stripes.com, Jumat (9/11/2018).

“Saya sangat bahagia melihat mereka bebas. Saya berterima kasih pada para tentara,” ungkap Abu Amar. Abu mengatakan dirinya tengah bersiap untuk meninggalkan desanya dan pergi ke ibu kota Sweida.

Baca juga : Terkait ISIS, Puluhan Orang Tewas Dalam Kerusuhan Penjara Tajikistan

Ke-19 korban tersebut adalah mereka yang tersisa dari 30 orang yang diculik. Mereka diculik dari provinsi Sweida pada 25 Juli lalu. Tidak hanya menculik, ISIS juga membunuh penghuni kota. Jumlah korban tewas diperkirakan hingga 216 orang. Sebelum penyerbuan kota tersebut, serangkaian aksi bom bunuh diri kerap terjadi di Sweida. Sweida adalah sebuah kota di selatan Suriah yang dihuni oleh kelompok minoritas Druze.

Dalam sebuah siaran televisi, terlihat wanita dan anak-anak yang bebas diberi air dan roti oleh para tentara. Para tentara kemudian meminta mereka menuliskan nama masing-masing di selembar kertas.

“Kami hidup dalam kemenangan di Suriah,” ujar pendeta Druze bernama Sheikh Kameel Nasser.

Serangan ISIS pada Juli lalu disebut sebagai salah satu serangan paling mematikan di Suriah. Di tempat lain di Suriah, aktivis dan paramedis melaporkan bahwa dua ledakan terjadi di bagian utara Suriah dan menimbulkan banyak korban.

Ledakan pertama terjadi di kota utara Azaz yang melukai enam anak sementara Pasukan Sipil Suriah mengatakan empat orang terluka termasuk tiga anak-anak. Sedangkan ledakan lain terjadi di kota Jinderis, tepatnya di luar kantor kelompok pemberontak Failaq al-Sham yang didukung Turki. Ledakan tersebut menewaskan tiga pemberontak dan melukai tujuh lainnya.

Azaz dan Jeideris adalah kota yang dikuasai oleh pejuang oposisi yang didukung Turki. Kedua kota itu pernah dikuasai oleh para pejuang Kurdi yang menentang Turki. Ledakan di bagian utara Suriah yang dikuasai pemberontak bukanlah sesuatu yang jarang terjadi. Ledakan-ledakan tersebut telah membunuh dan melukai puluhan orang dalam beberapa bulan terakhir.