SURYA Online, SIDOARJO – Jundu dan puluhan anak lainnya mengikuti semua acara outbond hingga tuntas. Sahdan, peserta lain, juga tampak senang. Meskipun cenderung pendiam, bocah 5 tahun itu tidak canggung sedikitpun mengikuti perintah panitia.
“Senang sekali karana bisa kumpul-kumpul sama saudara. Permainan di sini juga banyak,” kata putra mujahid, Syaiful Arif itu.
Syaiful (30) dikenal sebagai pembuat bom di wilayah konflik Poso dan Ambon.
Ia pernah meringkuk di Lapas Petobo, Palu, Sulawesi Tengah pada 2003 sampai 2006.. Syaiful juga harus kehilangan separo telapak kaki kanannya karena tertembak anggota Brimob.
Ali Fauzi menyebut materi-materi dalam outbond ini diharapkan bisa mengikis sifat agresif anak dan orang tua mereka.
Di arena bermain, sifat asli anak-anak akan muncul.
Nah, lanjut Ali Fauzi, sifat orang tua pun ditempa agar lebih sabar.
“Kenakalan anak-anak akan muncul alami dalam setiap interaksi mereka. Dan para orang tua mereka dituntut sabar dalam menghadapi anak. Latihan-latihan inilah yang bisa mengikis agresifitas mereka,” ulasnya.
Selain outbond, para orang tua dan anak juga diajak mampir ke pusat perbelanjaan di Sidoarjo.
Acara shopping inipun, menurut Ali Fauzi, juga untuk proses deradikalisi.
Syaiful membenarkan para mujahid yang berada dalam bimbingan Ali Fauzi, sudah belajar membuka diri dengan dunia luar.
Dia mengaku mulai belajar mendidik anak-anaknya dengan cara luwes.
Dia membebaskan anak-anaknya bergaul dengan teman sebayanya tanpa memandang keyakinan.
”Kalau mau main PS (Playstation) ya.. saya tidak larang tapi waktunya ngaji ya ngaji. Kami tidak mengekang mereka apalagi mendoktrin mereka dengan hal-hal yang berbau radikal,” imbuh Syaiful. (idl) – See more at: http://surabaya.tribunnews.com/2013/06/07/mujahid-mulai-didik-anak-dengan-cara-yang-lebih-luwes#sthash.pAHlgtqL.dpuf
sumber: tribunnews