Merah Putih Kembali Berkibar di Hati Umar Patek

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Hari ini, 20 Mei 2015, menjadi hari bersejarah untuk para terpidana terorisme. Pasalnya, orang-orang yang pernah bertolak belakang dengan konsep NKRI menyatakan rela, setia, dan ingin kembali ke pangkuan NKRI.

Mereka dengan sadar, tegas, dan tanpa paksaan bersumpah setia pada Republik Indonesia. Menurut kesadaran mereka NKRI adalah final yang tak perlu lagi dipermasalahkan, apalagi dengan cara kekerasan dan perang.

Umar Patek adalah salah seorang yang bergabung dengan para napi teroris lain untuk menyatakan kesetiaan pada NKRI. Sebelumnya ia dikenal sebagai salah teroris paling berbahaya yanng memiliki rekam jejak internasional. Dia pernah mengikuti sejumlah medan konflik beragama di banyak benua.

Di dalam negeri ia telah divonis bersalah pada tahun 2012 atas dua kasus terorisme besar yang memakan banyak korban jiwa. Tahun 2000 ia dianggap terlibat sejumlah peledakan bom di malam Natal. Sementara di tahun 2002 ia dianggap sebagai otak pemboman Bali I.

Sedangkan sepak terjangnya di dunia internasional, dia merupakan bagian dari jaringan terorisme Al Qaeda. Dia ditangkap pada akhir Januari 2011 di Kota Abbotabad, Pakistan. Penangkapan dirinya oleh aparat keamanan Pakistan terjadi sekitar 4 bulan setelah tewasnya Pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang tertembak marinir AS di kota yang sama.

Patek menjadi buronan internasional karena dianggap terlibat banyak aksi terorisme di berbagai negara. Pemerintah Filipina menuduhnya terlibat rangkaian teror bersama kelompok Abu Sayyaf. Pemerintah Australia pun ingin memburunya untuk dimintai pertanggungjawaban atas kematian 88 warga sipil Australia dari 202 korban keseluruhan yang sedang berlibur di Bali.

Bahkan, Pemerintah Amerika Serikat menghargai siapapun yanng berhasil mengakhiri petualangan Patek senilai satu juta dolar Amerika. Negeri Paman Sam itu menilai Patek sebagai gembong teroris paling berbahaya di dunia.

Aparat keamanan Pakistan pernah menyampaikan bahwa saat ditangkap Patek berniat melanjutkan petualangan terorismenya ke Waziristan Utara, sebuah kawasan perbatasan yang berada di tengah Afghanistan dan Pakistan. Di sana Patek dipastikan akan bergabung dengan sejumlah petinggi Al Qaeda yang masih tersisa. Dia juga disebut akan menghadiri konferensi militan Asia Tenggara dan Timur Tengah yang bakal digelar di Kota Mekah.

Kembalinya Umar Patek ke pangkuan NKRI sudah pasti jadi berita menggembirakan. Argumentasi Patek saat memutuskan hal itu patut dijadikan contoh bagi pihak lain yang masih berpikir soal radikalisme dan aksi terorisme. Di dunia teror Patek bukan orang sembarangan, sehingga sikap terakhirnya ini patut diacungi jempol.

Tentu saja, Pemerintah dan Patek sangat sadar bahwa tindakan terakhirnya tidak berarti membawanya keluar dari hukuman badan di lapas (penjara). Karena sikap kembali pada pangkuan NKRI dan hukuman yang harus ia jalani akibat kesalahan di masa lalu adalah dua hal yang berbeda. Patek tetap akan menjalani hukuman yang telah divoniskan hakim, hanya saja kini ideologi kebangsaannya telah berubah, Merah Putih berkibar di hatinya. Dia berjanji akan setia pada NKRI sampai mati dan tidak akan pernah mengulangi lagi kesalahan sebelumnya. Selamat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *