Meningkatkan Kewaspadaandan Pengawasan Nasional terhadap Ancaman Radikal Terorisme

Potensiancaman keamanan bangsa dari aksiterorisme di Indonesia dalam waktu waktu yang akan dating tetaplah besar, halini berdasarkan akar permasalahan yang memicu timbulnya aksi terorisme tersebut yaitu masih berkembangnya ideology radikal yang mengatasnamakan agama untuk mencapai tujuannya yaitu mengganti ideology Negara dan mengancam keselamatan bangsa dengan memanfaatkan media informasisebagaisarana propaganda dengansasarankalangangenerasimuda.

MenurutProf.Dr.SajidimanSurjohadiprodjodalamsuatu forum diskusi bersama pimpinan Muhammadiyah tentang terorisme dan perpu yang mengaturnya berpendapat bahwa teroris adalah perlawanan yang dilakukan orang atau sekelompok orang terhadap lawan yang tidak dapat dikalahkan secara terbuka.Teroris juga termasuk kategori gerilya dengan sasaran target membunuh system syaraf pemerintahan dalam mengambil keputusan. Adanya orang atau kelompok teroris yang melakukan perlawanan tentulah ada factor penyebabnya, diantaranya beberapa pakar berpendapat karena adanya rasa diperlakukan tidak adil dan kemiskinan atau dapat dijelaskan bahwa timbulnya perasaan diperlakukan tidak adil karena adanya pemicu dari kemiskinan yang diderita. Tetapi factor penyebab terorisme yang jelas bukan “single-factor”, bila dikatakan kemiskinan, maka gembong teroris seperti Osama Bin Laden bukanlah orang miskin tetapi milyuner,dan Abu Bakar Baa’syir sebagai tokoh JI dan kemudian JAT di Indonesia memiliki kekayaan dan dana cukup sehingga mampu membiayai camp pelatihan teroris di Aceh, jadi fakta ini mementahkan pendapat bahwa factor kemiskinan merupakan penyebab munculnya terorisme. Akar permasalahan terorisme yang paling mendalam adalah adanya ideology radikal yang menginginkan kekuasaan atas pemerintahan dalam Negara dengan tujuan akhirnya mengganti ideology dan dasar Negara dengan ideology radikal tertentu dengan demikian ada tujuan politis yang ingin dicapai. Karena tujuan politis ini merupakan penyimpangan dari komitmen nasional dan perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia untuk membentuk suatu Negara Kesatuan, maka diperlukan suatu komitmen nasional pula untuk mengupayakan perlawanan terhadap tujuan politis ideology radikal yang menyimpang tersebut oleh seluruh lapisan masyarakat dan Bangsa Indonesia.

Dampak Aksi Terorisme Terhadap Kewaspadaan Dan Pengawasan Nasional Masyarakat

Organisasi teroris merupakan organisasi clandestine  dalam arti tidak memiliki bentuk yang formal legal , tetapi dirasakan keberadaan danger akannya secara terorganisir didalam masyarakat. Organisasi teroris tidaklah memiliki kekuatan atau kemampuan dan niat untuk melakukan perang secara terbuka, oleh karena kelompok teroris yang berideologi radika lini melakukan kegiatannya secara terselubung dan “under-cover”dengan tujuan aksi yang mengejutkan dan menimbulkan rasa takut yang luas yaitu aksi terorisme ini ditunjukkan dengan tidak terdeteksinya kegiatan perencanaan dan persiapan mereka dalam masyarakat luas, atau masyarakat mencium indikasinya tetapi bersikap acuh dan tidak peduli ,sehingga tidak dapat dicegahnya aksi terorisme seperti peristiwa aksi terorisme Bom Bali-I dan Bom Bali-II yang terhitung aksi massive terorisme di Indonesia dan bahkan serangan terhadap WTC dan Pentagon padaperistiwa 9/11 di AmerikaSerikat .

Pelajaran yang dapat dipetik dari peristiwa 9/11 ,bahwa damoak aksi terorisme tersebut telah berdampak psikologis dan politis bagi rakyat dan pemerintahan AS. Dimana Secara psikologis rakyat AS meningkat kewaspadaan dan pengawasan nasionalnya terhadap kemungkinan aksi terorisme dan secara politis pemerintahan AS mencanangkan “Global War On Terror”  dengan methode “pre-emtive strike” bersama negara-negara internasional yang tergabung dalam koalisi. Kegiatan clandestine dan “under-cover” oleh kelompok terorisme adalah bagian dari kegiatan intelijen, oleh karena itu untuk dapat mendeteksi dini dan kemudian melakukan kegiatan pencegahan terhadap terorisme ini dengan efektif adalah dengan melakukan kegiatan intelijen dengan menggunakan “under-cover” dan “positive clandestine operation” yang dilancarkan oleh organisasi intelijen negara yang kuat dan kredibel dibawah pengawasan langsung otoritas legislative negara.

Namun bila dilihat aksi terorisme di tanah air, rangkaian peristiwa Bom Bali belum berdampak luas secara psikologis menumbuhkan kewaspadaan dan pengawasan masyarakat secaranasional terhadap ancaman terorisme yang mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI seperti dampak peristiwa serangan terhadap WTC dan Pentagon di AS, dimana seluruh rakyat dan pemerintah AS meningkat dan tumbuhnya rasa nasionalismenya terutama terhadap ancaman serangan terorisme internasional yang memiliki kemampuan operasional secara clandestine dan jaringan kuat dan luas sehingga mampu melakukan operasi penyusupan menembus sitem pengawasan modern dan mengadakan infiltrasi ke wilayah AS tanpa terdeteksi secara dini.

 

Upaya meningkat kan Kewaspadaan dan Pengawasan Nasional terhadap ancaman terorisme

Oleh karena itu diperlukan peran seluruh lapisan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang bernuansakan keagamaan dengan fasilitasi Negara melalui lembaga formal pemerintah yang mempunyai fungsi penanggulangan terorisme untuk memberikan informasi yang benar terhadap bahaya ancaman terorisme kepada masyarakat luas sehingga timbul dan terciptanya kesatuan pandang seluruh masyarakat Indonesia untuk mewaspadai dan mengawasi aksi terorisme kelompok radikalisme. Program dan kegiatan ini terutama ditujukan kepada generasi muda, pelajar dan lapisan masyarakat luas di daerah-daerah yang sering menjadi target perekrutan pelaku action aksiterorisme. Media perang propaganda organisasi terorisme melalui website dan jejaring social di internet dan media public lain dengan mudah diakses oleh generasi muda tanpa diimbangi informasi penyeimbang dan benar serta objektif. Adanya resistensi terhadap upaya penanggulangan terorisme banyak dimunculkan oleh tokoh-tokoh dari organisasi keagamaan yang dapat dipandang sebagai bagian control positif upaya penanggulangan radikal terorisme,  menghadapi resistensi sebagian kalangan terhadap program pemerintah dalam menanggulangi terorisme ini perlu upaya untuk memberikan pemahaman bahwa kegiatan penanggulangan terorisme di Indonesia bukanlah karena wabah “Islam-phobia” atau sikap yang tidak adil pemerintah diperlakukan kepada organisasi masyarakat yang bernafaskan agama tertentu ,  tetapi menyadarkan dan membangkitkan rasa kebangsaan nasional untuk mewaspadai bahwa ajaran atau ideology radikal yang mengatasnamakan agama merupakan ancaman serius terhadap keutuhan dan kesatuan NKRI. Mendorong dan memfasilitasi tokoh dan negarawan bangsa ini untuk meyakinkan masyarakat akan empat pilar bangsa merupakan salah satu upaya pilihan yang tepat untuk dikembangkan. Oleh karena itu upaya BNPT bersama insan media dan lembaga swadaya masyarakat didukung tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dalam program Kampanye Nasional Damailah Indonesiaku dengan tujuan Bersama CegahTerorisme perlumen dapat apresiasi positif sebagai upaya untuk membentengi generasi muda dan selanjutnya membentengi Bangsa dari ancaman teroris medan media informative untuk melawan berkembangnya propaganda media kelompok teroris yang berdasarkan ideology radikal.

 

Kesimpulan

Teroris adalah perlawanan yang dilakukan orang atau sekelompok orang terhadap lawan yang tidak dapat dikalahkan secara terbuka.Teroris juga termasuk kategori gerilya dengan sasaran target membunuh system syaraf pemerintahan dalam mengambil keputusan, banyak dimensi factor penyebab aksi terorisme, tetapi yang pasti akar permasalahannya adalah ideo logi radikal yang menyimpang yang menggunakan ajaran agama untuk mencapai tujuan politis mengganti ideology Negara kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan propaganda ideology radikal dengan menggunakan media social perlu diadakan upaya penyeimbang dan penanggulangannya oleh pemerintah melalui kampanye nasional dengan terus menerus didukung seluruh tokoh dan lapisan masyarakat sebagai bentuk penyampaian informasi yang benar untuk membentengi generasi muda dan masyarakat luas dari perekrutan organisasi teroris ,sehingga aksi teroris dapat dicegah bersama agar terwujudnya Indonesia yang damai .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *