Yerusalem – Israel mempunyai satu pasukan khusus dengan spesialisasi kontraterorisme, sabotase, pengumpulan intelijen, penyelamatan sandera dan naik kapal di laut.
Pasukan khusus tersebut bernama Shayetet 13. Satu unit pasukan paling rahasia di seluruh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Unit pasukan, yang namanya diterjemahkan sebagai Flotilla 13, dibentuk pada tahun 1949, tak lama setelah pembentukan negara Israel. Para personelnya merupakan komponen angkatan laut dari pasukan operasi khusus Israel.
Unit ini tumbuh lebih terampil seiring waktu serta mengambil bagian dalam kampanye kemanusiaan, seperti pengangkutan udara orang-orang Yahudi dari Ethiopia.
Bahkan dilansir pada laman Ynetnews.com, secara luas Shayetet 13 dianggap sebagai salah satu unit elit terbaik di dunia.
Shaytet 13 juga telah melakukan banyak operasi kompleks di belakang garis musuh, tersembunyi dari mata publik.
Baca juga : Irak Jatuhkan Hukuman Mati Ke 186 Anggota ISIS
Salah satu contoh nyata dari misi tersebut yakni saat para pejuangnya menjadi berita utama di Israel dan di seluruh dunia setelah penangkapan kapal senjata Iran KLOS-C di perairan internasional tahun 2014.
Perlu diketahui, mereka juga adalah pasukan yang menanggung salah satu kursus pelatihan terberat di IDF. Pelatihan selama 20 bulan termasuk pelatihan dasar dengan Brigade Nahal.
Lebih jauh lagi, ada pelatihan dasar lebih lanjut di pangkalan pusat unit di Atlit, yang mendidik pasukan dalam perang maritim, dan pelatihan lanjutan dalam penyelaman tempur, navigasi dan perahu air unik Shayetet.
Pada akhirnya, para prajurit dikhususkan lagi dalam profesi. Sehingga masing-masing tim mengkhususkan diri dalam salah satu dari tiga peran komando: menyelam, menyerang atau di permukaan air.
Para penyelam Shayetet terlibat dalam pertempuran gerilya dan perang komando bawah air, serta mampu mencapai pelabuhan mana pun tanpa terdeteksi.
Mereka dilatih dalam berbagai seni bela diri, dan juga menjalani pelatihan dan melakukan operasi bersama dengan unit komando IDF lainnya.
Penyelam dapat tetap di bawah air untuk waktu yang cukup lama. Setelah pelatihan selesai, para penyelam naik ke kapal dan berlayar kembali ke pangkalan dalam keheningan.
Selama berjam-jam pelatihan, mereka tidak menginjakkan kaki sama sekali. Seolah-olah mereka dapat hidup di air untuk waktu yang tidak terbatas.