Masih Ada Napi Terorisme Tak Akui Pancasila

Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Pencegahan Mayjen TNI Agus Surya Bakti mengatakan narapidana kasus terorisme yang ada di Lembaga Pemasyarakat Cipinang Jakarta masih ada yang tidak bersedia mengikuti program deradikalisasi Cinta NKRI yang dijalankan Klinik Pancasila.
 
“Secara nasional, ada 244 napi terorisme yang tersebar di 32 lapas. Sebanyak 58 napi di antaranya menjalani pidana di Lapas Cipinang. Dari 58 napi itu, sebanyak 11 napi belum mau,” ujar Agus seusai bersilaturahim dengan napi terorisme di Lembaga Permasyarakatan Kelas I Cipinang, Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Menurut Agus program deradikalisasi terhadap narapidana kasus terorisme yang sudah berjalan selama tujuh bulan terakhir dinilai telah berhasil. Meski demikian masih ada teroris yang memiliki ideologi radikal.
 
“Program Cinta NKRI sudah berjalan sejak Januari 2013 dengan melibatkan berbagai instansi, yakni BNPT, Kemenkumham, Kejaksaan Agung, dan Densus 88 Antiteror Polri. Sisanya mau kerja sama,” kata Agus.
 
Direktur Klinik Pancasila Dodi Susanto menambahkan, secara nasional tengah dikumpulkan data berapa napi terorisme yang belum bersedia mengikuti program Cinta NKRI. Ia memperkirakan tidak lebih dari 5 persen.
 
“Banyak kegiatan yang dijalankan dalam program ini untuk menumbuhkan rasa cinta NKRI. Contohnya, bernyanyi lagu-lagu bertema NKRI. Mereka mau bernyanyi Garuda Pancasila,” kata Dodi.
 
Namun, tambah Dodi, tetap ada napi terorisme yang tidak berubah. Mereka tetap tidak mengakui Pancasila dan NKRI serta tetap ingin mendirikan negara Islam. Meski demikian, pihaknya tetap akan terus berupaya melakukan deradikalisasi.
 
Dodi menjelaskan jika mereka tetap tidak berubah sampai masa pidana habis maka Densus 88 Antiteror Polri akan terus memonitor semua napi teroris pascakeluar dari lapas. Selain itu, juga akan dilakukan pendekatan terhadap keluarga mereka.[as]
 
Sumber: Kompas.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *