Damailahindonesiaku.com, Jakarta – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta rapatkan barisan untuk melawan kemungkinan masuknya paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia. Tidak hanya di lingkup anggota saja, IMM siap ajak dan bersinergi dengan mahasiswa lain serta masyarakat untuk bersatu demi perdamaian dan persatuan Indonesia.
“Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta berada di garda depan untuk tangkal paham ISIS dan radikalisme lainnya. Kami siap melakukan berbagai upaya demi untuk mendukung program pemerintah untuk menciptakan perdamaian dan persatuan di Indonesia. Kami mengajak rekan-rekan yang mungkin sudah terjangkiti paham radikalisme untuk segera bergabung dan memberi pemahaman yang benar kepada mereka,” ujar Ketua IMM DKI Jakarta Fadly Feriansyah ketika menggelar dialog mahasiswa “Menangkal Paham ISIS Atas Nama Agama” di Universitas Hamka, Jakarta, Selasa (19/5/2015).
Sedangkan Ketua IMM Pusat Benny Pramula menyatakan bahwa IMM harus jadi pelopor untuk gaungkan perdamaian di Indonesia, bahkan di dunia. “Kita juga harus memperkuat keyakinan dan ideologi bagi pemuda-pemuda dunia untuk berbulat tekad melawan ISIS. Itu kewajiban kita semua, sebagai generasi muda dan mahasiswa. Apalagi ISIS menjadikan mahasiswa dan pemuda sebagai target utama dalam merekrut anggotanya,” kata Benny.
Namun, Benny melanjutkan, upaya dari IMM ini tidak harus dengan mengangkat senjata. “Kita menghadapi mereka dengan menggelar acara-acara dialog dan diskusi seperti ini yang tujuannya untuk mempertebal keyakinan, ideologi, wawasan kebangsaan. Tentunya kita akan mengajak Organisasi Kepemudaan (OKP) lainnya, dan berbagai organisasi pemuda dan masyarakat dalam menangkal bahaya ISIS,” tutur Benny.
Dialog yang dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa itu menghadirkan pembicara yaitu Ketua Komisi VIII DPR RI Dr Saleh P Daulay, Peneliti Maarif Institute Ahmad Fuad Fanani, serta Drs Sujatmiko dari Pusat Media Damai BNPT.
“Kami tidak akan pernah berhenti berpikir dan berbuat dalam rangka menangkal paham ISIS dan radikalisme lainnya. Mahasiswa adalah sasaran utama ISIS mengembangkan sayapnya, khususnya di Indonesia. Ini harus diwaspadai, karena di usia-usia seperti mahasiswa masih labil dan gampang dimasuki oleh paham-paham yang mereka baca dan baru mereka ketahui. Sehingga mereka harus diberikan pemahaman secara benar tentang apa dan bagaimana ISIS dan paham radikalisme lainnya,” kata Sujatmiko.
“Nanti kita akan secara masif bersama-sama untuk menangkal paham ISIS. Kita harus yakin dan percaya ISIS tidak akan masuk, sehingga NKRI yang kita cintai dan merupakan kristalisasi hidup berbangsa bisa berjalan sampai akhir hayat,” kata Sujatmiko.