Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo akan fokus membahas Iran dan kelompok teroris Islamic State (ISIS) dalam lawatannya selama seminggu ke Timur Tengah.
Sebelum persinggahan pertamanya di Yordania, Selasa (8/1), Pompeo mengatakan ia ingin “mengirim pesan jelas” bahwa Amerika berkomitmen terhadap kawasan itu, mengalahkan ISIS dan melawan apa yang ia sebut aktivitas Iran yang menggoyahkan kawasan.
Dalam pembicaraannya dengan para pemimpin Yordania, Pompeo diperkirakan akan membahas situasi di Suriah, di mana pemerintahan Trump sedang berencana untuk menarik mundur 2.000 tentara Amerika, serta hubungan Yordania dengan negara tetangganya, Irak.
Persinggahan lain dalam lawatan Pompeo kali ini akan mencakup Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Qatar, Arab Saudi, Oman dan Kuwait.
Pompeo dijadwalkan berpidato di Kairo. Departemen Luar Negeri menyatakan pidato itu akan berfokus pada “komitmen Amerika bagi perdamaian, kemakmuran, stabilitas, dan keamanan di Timur Tengah.”
Baca juga : Konflik Senjata dengan Militer Nigeria, Puluhan Teroris Boko Haram Terbunuh
Sepuluh tahun silam, Presiden Barack Obama menyampaikan pidato penting di Kairo, di mana ia menginginkan “suatu awal baru antara Amerika Serikat dan Muslim di seluruh penjuru dunia.”
Sejak menduduki jabatannya setelah masa jabatan Obama berakhir, Presiden Donald Trump telah mengambil jalur kebijakan luar negeri yang berbeda dengan pendahulunya itu, termasuk di antaranya meninggalkan perjanjian nuklir yang dicapai Amerika Serikat dan lima negara lainnya dengan Iran untuk membatasi program nuklir Iran.
Pihak-pihak lain dalam perjanjian tersebut menyatakan bahwa itulah cara terbaik untuk memastikan Iran tidak dapat membuat senjata nuklir. Iran telah menyatakan tidak berusaha membuat senjata tersebut. Badan pengawas nuklir PBB telah menyatakan dalam berbagai laporan bahwa Iran telah memenuhi apa yang menjadi bagiannya dalam perjanjian itu.
Trump mengritik perjanjian itu karena memberi terlalu banyak bagi Iran sementara menuntut terlalu sedikit, dan menyatakan perjanjian itu membuat Iran memiliki jalur untuk membuat senjata nuklir.
“Kami akan menetapkan suatu kebijakan yang benar-benar akan mencegah Iran memiliki senjata nuklir,” kata Pompeo kepada para wartawan yang menyertai perjalanannya. “Ini mungkin hal paling penting yang kami harapkan tercapai.”
Pompeo menyatakan ia akan membahas bersama para pemimpin di berbagai tempat persinggahannya mengenai cara-cara di mana pemerintah masing-masing negara dapat “memberlakukan tekanan” untuk membuat Iran mengubah perilakunya.
Persinggahannya di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi juga akan mencakup fokus pada perang di Yaman, di mana pasukan Saudi dan Uni Emirat Arab membantu pemerintah Yaman memerangi pemberontak Houthi.
Amerika memberi dukungan bagi koalisi pimpinan Saudi, termasuk pengisian bahan bakar bagi pesawat-pesawat tempur yang melancarkan serangan udara.