Bogota – Ribuan warga Kolombia turun ke jalan dalam gelaran aksi yang bernama “Katakan Tidak Untuk Terorisme”. Aksi ini adalah respons dari insiden bom mobil di Akademi Kepolisian Kolombia yang menewaskan 20 petugas polisi. Bom mobil tersebut merupakan serangan paling mematikan yang terjadi di Kolombia dalam 15 tahun terakhir.
Presiden Kolombia Ivan Duque dan pendahulunya Juan Manuel Santos turut hadir dalam aksi tersebut. Duque menyebut kelompok separatis National Liberation Army/Tentara Pembebasan Nasional (ELN) sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pasalnya, pengemudi mobil yang meledakkan diri adalah ahli bahan peledak ELN bernama Jose Aldemar Rojas. Namun ELN membantah bahwa mereka adalah dalang serangan tersebut.
“Bersama-sama, pemerintah dan masyarakat akan bekerja untuk Kolombia dan kami tidak akan pernah menyerah ketika menghadapi terorisme. Kolombiakuat dan tidak akan pernah takut, tidak akan pernah diintimidasi oleh penjahat,” kata sang presiden di hadapan para peserta aksi, dikutip dari BBC, Senin (21/1/2019).
Baca juga : Polisi Irlandia Utara Tangkap 4 Terduga Pelaku Teroris Bom Mobil
Para peserta aksi turun ke jalan dengan pakaian putih, membawa bendera putih, dan membawa tulisan “Katakan Tidak Pada Kekerasan” dan “Tidak Ada Lagi Serangan Terhadap Polisi dan Tentara”.
ELN adalah kelompok separatis Kolombia yang sejatinya telah menggelar pembicaraan damai dengan pemerintah pada 2017 lalu. Tahun lalu, Duque menangguhkan pembicaraan damai karena ELN menolak membebaskan sandera dan menghentikan aksi mereka.
Setidaknya 10 komandan ELN saat ini diduga berada di Kuba untuk persiapan pembicaraan damai selanjutnya. Duque sendiri telah meminta Kuba mengekstradisi mereka namun permintaan tersebut ditolak Kuba.