London – Empat pria terduga pelaku serangan bom mobil di Londonderry Irlandia Utara berhasil ditangkap. Saat ini Polisi masih menyelidiki hubungan keempat tersangka dengan kelompok militan IRA.
Dua orang berusia sekitar dua puluhan ditahan beberapa jam setelah terjadi ledakan pada Sabtu, 19 Januari 2019, yang terjadi di luar gedung pengadilan.
Dua orang lainnya berusia 34 dan 42 tahun ditangkap sehari kemudian. Tidak ada korban luka atau tewas akibat ledakan itu.
“Untungnya bom itu tidak membunuh siapapun tapi jelas itu merupakan upaya signifikan untuk membunuh orang di komunitas ini,” kata Mark Hamilton, Asisten Kepala Polisi kepada media seperti dikutip Reuters, Minggu (20/1).
Hamilton mengatakan polisi fokus melakukan investigasi terhadap kelompok New IRA, yang merupakan salah satu kelompok menolak perjanjian damai 1998. Perjanjian itu mengakhiri kekerasan selama tiga puluh tahun di Irlandia Utara. Kelompok ini diduga melakukan serangan sporadis dalam beberapa tahun terakhir.
Polisi di Irlandia Utara dan Uni Eropa mewanti-wanti pengetatan penjagaan perbatasan pasca Brexit oleh Inggris bisa membuat pos-pos penjagaan sebagai target.
Baca juga : Serangan Bom Mobil Tewaskan Delapan Pasukan Keamanan Afghanistan
Ledakan itu juga mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Ini termasuk kecaman dari Sinn Fein, yang merupakan sayap politik dari kelompok nasionalis Irish Republican Army atau Tentaran Republik Irlandia.
“Kamu memalukan. Kamu memalukan dan hentikan,” kata Mary Lou McDonald, pemimpin dari Sinn Fein, yang menandatangani perjanjian perdamaian. Dia mengatakan serangan itu sebagai tindakan keterlaluan.
Polisi Irlandia Utara mengatakan mereka hanya diberi waktu beberapa menit sebelum ledakan terjadi. Ini digunakan untuk mengevakuasi anak-anak dan ratusan tamu hotel. Polisi menyebut bom rakitan itu bersifat tidak stabil dan bisa meledak sewaktu-waktu.
“Kami mengevakuasi ratusan orang termasuk 150 orang dari Masonic Hall dan anak-anak dari sebuah klub remaja gereja,” kata Hamilton.
Polisi mengatakan mobil pengantar pizza hancur akibat ledakan sekitar sepuluh menit kemudian setelah evakuasi dilakukan. Kendaraan van pengantar pizza itu dibajak oleh dua orang bersenjata sekitar dua jam kemudian.
Rekaman CCTV menunjukkan salah satu pembajak mobil van itu melarikan diri seusai memarkir kendaraan di depan sebuah gedung pengadilan.