Berlin – Pihak berwenang Kurdi di Suriah mendesak Jerman untuk menerima kembali para jihadis kelompok teroris Islamic State (ISIS) asal Jerman yang berada di tahanan Kurdi.
Desakan ini muncul terkait berakhirnya masa kekhalifahan ISIS serta rencana Amerika Serikat (AS) menarik pasukannya dari Suriah.
Menurut pihak berwenang Kurdi di Suriah, Jerman hingga kini masih mengelak dari tanggungjawabnya untuk merepatriasi jihadis asal Jerman, juga istri dan anak-anak mereka yang ditahan di timur laut Suriah.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang banyak beranggotakan orang Kurdi dan didukung AS dilaporkan sudah menangkap sekitar 800 jihadis, 600 perempuan dan lebih dari 1.200 anak dari belasan negara.
“Di antara mereka ada puluhan jihadis asal Jerman, juga perempuan dan anak-anak,” demikian dikatakan badan yang bertindak sebagai departemen luar negeri di kawasan otonomi Kurdi di Suriah, pada Deutsche Welle, Rabu (6/2).
Baca juga : Trump: Seminggu Lagi ISIS di Irak dan Suriah akan Lenyap
Ditambahkan lagi, jumlah jihadis asing yang ditahan semakin banyak.
Kementerian Dalam Negeri Jerman sendiri memperkirakan sekitar 1.000 orang meninggalkan Jerman untuk bergabung dengan kelompok-kelompok teroris di Suriah dan Irak sejak 2013.
Sepertiganya sudah kembali ke Jerman, di mana sebagian sudah dihadapkan ke pengadilan atau ditempatkan dalam program rehabilitasi.
Sementara sekitar 270 perempuan Jerman dan anak-anak masih berada di Suriah atau Irak. Sebanyak 75% anak diperkirakan berusia di bawah tiga tahun dan kemungkinan lahir di “kawasan jihad”.
Kementerian Dalam Negeri Jerman juga menyatakan, puluhan pria, perempuan dan anak-anak asal Jerman berada di tahanan. Hanya saja pemerintah Jerman tidak punya informasi spesifik.
Bantuan konsuler juga tidak bisa diberikan, karena masalah keamanan dan tidak adanya hubungan diplomatik dengan Suriah.
Sementara itu, Palang Merah Internasional yang mengirim delegasi ke tempat penahanan di Suriah mengatakan, jika ada keluarga yang meminta, Palang Merah akan memberitahu badan konsuler di negara asal mereka.