Bogota – Jumlah korban tewas akibat ledakan di Akademi Kepolisian Kolombia di Bogota, Kamis (17/1/2019), bertambah menjadi 21 oang. Selain itu sebanyak 68 orang lainnya mengalami luka-luka.
“Sungguh disayangkan, jumlah korban awal atas insiden ini mencapai 21 orang tewas, termasuk pelaku, dan 68 lainnya luka-luka,” kata kepolisian Kolombia dalam pernyataannya.
Kementerian pertahanan menyatakan serangan tersebut sebagai “aksi teroris”, sementara Pemerintah Kolombia mendeklarasikan tiga hari berkabung pada Kamis (17/1/2019).
“Seluruh warga Kolombia menolak keras aksi terorisme dan kita semua bersatu untuk melawannya,” kata Presiden Kolombia Ivan Duque dalam akun Twitter-nya, setelah insiden.
Kemudian dalam pernyataan resminya, presiden mengumumkan telah memerintahkan pengerahan pasukan bantuan ke wilayah perbatasan, serta jalur keluar masuk kota.
“Saya juga meminta agar prioritas diberikan kepada semua penyelidikan untuk mengungkap dalang serangan teroris ini, serta seluruh kaki tangan mereka,” kata Presiden Duque.
Baca juga : Viral, Aksi Individu Anggota SAS Selamatkan Sandera Teroris di Nairobi
Mengutip dari AFP, insiden serangan menyasar akademi polisi, Sekolah Perwira Jenderal Francisco de Paula Santander, di selatan Bogota.
Penyerangan terjadi saat dilakukan upacara pelantikan taruna sekitar pukul 09.30 pagi. Mendadak sebuah truk berwarna abu-abu menerobos masuk dan hampir menabrak para kadet, sebelum kemudian meledak.
Pelaku, yang disebut jaksa penuntut umum Nestor Humberto Martinez bernama Jose Aldemar Rojas Rodriguez, tewas di lokasi kejadian.
Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri itu. Namun Jaksa Martinez mengatakan, truk dengan ciri-ciri yang sama sempat menjalani pemeriksaan pada Juli lalu di perbatasan Venezuela, markas kelompok gerilyawan ELN Marxis.