Koalisi AS Hancurkan Masjid Pusat Komando ISIS di Hajin

Hajin – Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Suriah menghancurkan sebuah masjid di kota Hajin, Suriah, yang digunakan sebagai pusat komando kelompok Islamic State (ISIS) pada Sabtu (15/12) lalu.

Hajin adalah kota besar terakhir yang diduduki ISIS di sebelah timur Sungai Eufrat. Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang didukung AS, yang dipelopori oleh milisi Kurdi, telah berupaya menyingkirkan militan ISIS di sana selama beberapa bulan terakhir.

Koalisi AS mengatakan bahwa 16 militan ISIS bersenjata berat menggunakan masjid sebagai basis untuk menyerang.

“Serangan ini menewaskan para teroris yang menghadirkan ancaman yang akan segera terjadi, dan menghapuskan kemampuan operasional ISIS yang mematikan dari medan perang,” kata militer AS, dikutip dari laporan Reuters, Minggu (16/12).

 Lilwa al-Abdallah, juru bicara untuk serangan di timur provinsi Deir al-Zor, mengatakan pada Jumat bahwa koalisi akan segera merebut kembali Hajin.

ISIS kehilangan hampir semua wilayah yang pernah dikuasainya di Suriah tahun lalu dalam serangan terpisah oleh SDF yang didukung AS di satu sisi, dan tentara Suriah yang didukung Rusia di front lain.

Middle East Eye melaporkan SDF sebagian besar telah mengamankan Hajin, pemukiman terbesar di wilayah kekuasaan terakhir yang dikuasai IS, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Jumat.

Baca juga : Korban Meninggal Akibat Terorisme di Strasbourg Jadi Lima Orang

“Setelah seminggu pertempuran sengit dan serangan udara, SDF mampu menendang ISIS keluar dari Hajin,” kata kepala Observatory Rami Abdel Rahman.

Operasi itu selesai pada waktu fajar, katanya, sehari setelah pasukan SDF menyebar di seluruh pemukiman besar di lembah Eufrat.

Militan ISIS terakhir membuat perlawanan di jaringan terowongan dan pinggiran Hajin, yang terletak di provinsi timur Deir Ezzor, sekitar 30 kilometer dari Irak.

Daerah yang dipegang oleh ISIS disebut sebagai kantong Hajin, sisa dari wilayah yang dulu diproklamirkan masuk dalam kekhalifahannya pada tahun 2014 dari wilayah Suriah dan Irak.

Menurut Abdel Rahman, sekitar 17.000 pejuang dari aliansi SDF Kurdi-Arab terlibat dalam operasi untuk mengusir ISIS keluar dari benteng terakhirnya.

Militan ISIS masih mengendalikan beberapa daerah gurun di sebelah barat sungai di wilayah tersebut, sementara pemerintah Suriah dan sekutunya menguasai sisi lain.