Jakarta – Kaukus Muda Indonesia (KMI) mengadakan sosialisasi pencegahan penyebaran paham radikal di Indonesia.Sosialisasi yang dilakukan KMI tersebut digelar dalam bentuk dialog publik yang mengangkat tema “Meneguhkan Peran Pemuda Melawan Radikalisme dan Tantangan Ideologi Transnasional”. Acara yang disponsori BRI tersebut dilaksanakan di Hotel Sultra, Jl Pramuka, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2019).
Prof Arbi Sanit yang jadi pembicara dalam acara tersebut mengatakan, ideologi bisa membawa masyarakat kepada perubahan. Karena ideologi adalah pikiran yang bisa memajukan dalam berbangsa dan bernegara begitupun sebaliknya.
“Indonesia harus tinggalkan ideologi transnasional dan dunia luar,” kata Prof Arbi Sanit.
Baca juga : Pengajaran Pendidikan Karakter Baik Konvensional Maupun Digital Harus Dipaksakan
Pengamat politik senior Universitas Indonesia tersebut juga mengimbau kepada pemuda untuk ekstra hati-hati dalam menghadapi ideologi luar. Ia juga mengimbau kepada peserta yang hadir dalam acara tersebut untuk menyaring ideologi global yang sudah masuk ke Indonesia.
“Kita harus hati-hati terhadap ideologi global,” ucapnya.
Di acara yang sama, pengamat politik UIN Jakarta, DR. Bakir Ihsan mengungkapkan bahwa pemuda menjadi lahan untuk dirasuki radikalisme karena dua hal. Pertama adalah kebebasan yang tidak terkontrol dan kedua adalah kebebasan dunia teknologi informasi.
Ia juga menambahkan bahwa pemuda harus profesional mempunyai kegiatan yang ditekuni.
Di sisi lain, Wasekjen PBNU, Imadadun Rahmad mengatakan, Pancasila sebenarnya belum selesai secara tafsir, tapi sudah final secara kesepakatan. Artinya, Pancasila adalah ideologi yang maslahat bagi negara Indonesia
“Pancasila itu ideologi yang maslahat bagi negara Indonesia,” tegasnya.