Kisah Perempuan Indonesia di Sarang ISIS yang Bisa Menolak Untuk Dinikahi

Baghouz – Cerita wanita menjadi budak seks militan Islamic State (ISIS) sudah tersebar ke mana-mana. Tak sulit untuk mencari tahu kisah perempuan yang menderita karena terpaksa jadi budak seks militan ISIS.

Terkini, adalah kisah Adiba, seorang wanita dari perkampungan kecil bernama Yazidi di Sinjar, Irak Utara, yang banyak muncul di mesin pencari google. Ia disekap oleh militan ISIS setelah suaminya dibunuh sejak 2014 silam.

Pun begitu, tak banyak yang tahu jika di antara banyak wanita yang berada dekat ISIS itu ada juga yang berhasil menolaknya. Salah satunya adalah, sebut saja namanya Susi (bukan nama sebenarnya), seorang perempuan asal Indonesia yang pergi ke Suriah bersama orangtuanya untuk bergabung dengan ISIS.

Baca juga : Digempur Habis-Habisan, ISIS Kini Tersudut di Tepi Sungai Eufrat

Dilansir dari video yang diunggah islami.co di YouTube, ia mengaku pergi bergabung dengan ISIS di Suriah karena terperdaya janji manis dan propaganda ISIS. Setibanya di sana, ia tinggal di asrama perempuan ISIS bersama banyak perempuan lainnya dari berbagai status, mulai single hingga janda.

“Di sana, pimpinan asrama menyiapkan daftar nama perempuan yang disamarkan, kemudian status dan nama wali. Siapa pun militan ISIS yang ingin menikah bisa memilih calonnya lewat daftar itu,” kisahnya dalam video.

Sampai kemudian, tibalah gilirannya karena ada satu militan ISIS yang memilihnya untuk dinikahi. Alasannya karena ia sudah berusia 17 tahun dan orangtuanya juga ada di sana.

Perasaan Susi pun berkecamuk hebat. Secara pribadi ia menolak untuk dinikahi militan ISIS. Namun ia juga bingung cara untuk menolaknya agar tak sampai menggegerkan suasana asrama.

Pada akhirnya, bermodalkan rasa nekat sekaligus takut perasaan untuk menolak itu ia sampaikan kepada orangtuanya dan kepala asrama.

“Alhamdulillah, ternyata keinginan menolak itu bisa diterima dan kepala asrama juga tak mempersoalkan. Sejak itu, setiap ada permintaan menikah dari militan ISIS saya dan keluara selalu menolak dan berhasil,” ujarnya.

Namun begitu, lanjutnya, keberhasilannya menolak untuk dinikahi itu ternyata mengundang perempuan lain di asrama untuk berkata nyinyir.

“Kamu ini sudah besar, kok masih sama ibumu aja. Mana jihadmu?” cetus perempuan itu dengan nada nyinyir.

Tapi oleh Susi, ucapan itu tak pernah dibalasnya dengan ucapan. Dirinya cuma tersenyum mendengar perkataan itu. Cuma hatinya yang tak tahan untuk menjawab, “Memangnya jihad hanya dengan menikah.”