Bamako – Kelompok ekstrimis Mali yang memiliki koneksi dengan al-Qaeda dilaporkan melakukan salah satu serangan paling mematikan pada misi penjaga perdamaian PBB dalam beberapa bulan terakhir. Serangan itu menewaskan setidaknya 10 orang pasukan penjaga perdamaian PBB.
“Semua pasukan penjaga perdamaian PBB terbunuh dalam serangan di kamp mereka di wilayah Aguelhoc berasal dari Chad,” kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB dalam sebuah pernyataan.
“Pasukan penjaga perdamaian merespons dengan kuat serangan dan sejumlah penyerang tewas,” sambungnya, seperti dikutip Al Arabiya pada Senin (21/1/2019).
Juru bicara itu mengatakan, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengutuk keras serangan tersebut, dengan menyatakan serangan itu bisa masuk dalam kategori kejahatan perang.
Baca juga : Kepolisian Irlandia Utara Bekuk 4 Pria Terduga Pelaku Serangan Bom Mobil
PBB setidaknya menempatkan 15 ribu anggota pasukan perdamaian di di Mali, yang mulai beroperasi di negara itu sejak 2013. Mali merupakan pos paling mematikan bagi pasukan penjaga perdamaian.
Negara Afrika Barat itu berada di bawah ancaman dari sejumlah kelompok ekstremis yang berafiliasi dengan organisasi ekstremis Al-Qaeda dan ISIS, dan serangan telah berpindah dari utara ke Mali tengah yang lebih padat.
Misi PBB adalah salah satu dari beberapa upaya militer untuk memerangi para ekstremis, di samping pasukan Mali, pasukan Prancis dan kekuatan kontrateror regional lima negara yang baru-baru ini dibentuk.
Pasukan penjaga perdamaian dari Chad, kontributor kuat bagi upaya keamanan regional, telah menderita dari serangan berulang di Mali. Pada akhir 2018, 51 penjaga perdamaian Chad tewas saat melayani misi PBB.