Sepak terjang kelompok teroris ISIS memang selalu menimbulkan kemaraham publik, berbagai tindakan kejam yang bertentangan dengan agama dan hukum negara tidak pernah hentinya mereka lakukan. Pada awal kemunculannya ISIS hanya fokus untuk melakukan teror dengan melibatkan ‘tentara’-nya yang berisikan laki-laki dewasa, namun sejak beberapa waktu lalu ISIS mulai berlaku lebih gila dengan merekrut anak-anak untuk dijadikan bagian dari aksi-aksi teror mereka.
Terkait dengan pelibatan anak-anak dalam aksi-aksi brutalnya, ISIS dikenal hanya memberi dua pilihan kepada anak-anak yang bahkan belum menginjak usia remaja itu; bergabung menjadi teroris atau dibunuh secara sadis (lihat: Disini).
Kabar terbaru datang dari Suriah, dimana seorang bocah yang baru menginjak usia 4 tahun dimanfaatkan ISIS untuk menjadi pelaku teror dengan meledakkan sebuah mobil yang di dalamnya terdapat tawanan ISIS. Lizzie Dearden melaporkan melalui The Independent (Kamis, 11/02/2016) bahwa bocah yang belum lancar baca tulis itu bernama Isa Dare, ia adalah anak dari pasangan Abu Bakr dan Khadijah Dare. Abu Bakr adalah militan ISIS asal Swedia, sementara Khadijah Dare merupakan simpatisan ISIS asal Inggris yang nama aslinya adalah Grace Dare. Grace diketahui terbang ke Suriah pada 2012, sejak saat itulah Isa Dare diajari untuk membenci dan tega menghabisi kelompok lain yang mereka sebut ‘kafir’.
Berita tentang peledakan tawanan ISIS ini beredar setelah kelompok begundal pimpinan Abu Bakar al Baghdadi sengaja ‘memamerkan’ aksi kejamnya itu melalui video yang disebar di dunia maya. Video itu merupakan bagian dari propaganda yang terus-terusan dilakukan ISIS untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka masih ada dan masih gila.
Dalam video tersebut tampak Isa kecil berdandan ala pasukan ISIS dengan ikat kepala hitam yang menempel di keningnya. Isa memegang sebuah detonator dimana tidak jauh darinya terdapat sebuah mobil dengan tiga tawanan dengan pakaian berwarna oranye dalam kondisi terikat di dalamnya.
Sebelum Isa ‘beraksi’, muncul seorang pria yang menutupi wajahnya dengan kain. Dengan logat Inggris yang kental, pria itu mengeluarkan ancaman kepada PM Inggris David Cameron, “Kamu tidak akan bisa melawan kami kecuali dengan bersembunyi di belakang benteng atau di balik tembok,” kata pria itu.
Sebelumnya, ketiga tawanan ISIS itu dipaksa untuk mengaku sebagai suruhan Inggris yang ditugaskan untuk memata-matai ISIS. Banyak yang meyakini bahwa pengakuan tersebut tidak dapat dipercaya mengingat ketiganya diminta mengaku di bawah ancaman para militan ISIS yang terkenal sangat bengis.
Ia pun mengatakan jika David Cameron bisa memerintahkan pasukannya untuk menghabisi tentara ISIS, maka mereka (ISIS) pun bisa melakukan hal yang sama. “Jadi, Persiapkanlah pasukanmu dan kumpulkan rakyatmu, karena kami juga sedang mempersiapkan pasukan kami,” seloroh pria itu lagi.
Tidak beberapa lama kemudian, pria itu memberi isyarat “oke” kepada Isa, bocah kecil itu pun lantas tanpa ragu menekan tombol detonator yang sudah ia genggam sejak tadi. Langsung saja, mobil berisi tiga tawanan malang itu meledak. Isa tampak sangat gembira dengan aksi teror pertamanya itu, ia pun lantas meninjukan tangannya ke atas sambil berteriak “Allahuakbar”.
RBSS atau Raqqa is Being Slaughtered Silently, sebuah kelompok jurnalis dan aktivis untuk perlawanan terhadap ISIS menyatakan bahwa pria yang ada di video tersebut adalah seorang remaja. Mereka juga yakin bahwa vidoe tersebut diambil di provinsi Raqqa sekitar bulan lalu atau bahkan tahun lalu.
Sementara itu di tempat terpisah Henry Dare, kakek dari bocah kecil itu mengaku sangat terkejut mengetahui cucu kesayangannya sudah ada di Suriah dan melakukan aksi teror di usianya yang masih balita. “Mereka benar-benar kejam karena melakukan ini semua (memaksa melakukan kekejaman) kepada anak kecil, saya menangis sejadi-jadinya waktu mengetahui bocah kecil itu adalah cucu saya. Dia pasti tidak bahagia di sana,” ujarnya.