Samarinda – Berbagai kalangan di Kalimantan Timur meminta media massa pers untuk ikut berperan menjaga keutuhan, keamanan dan ketentraman wilayah tersebut. Bumi Mulawarman, demikian Kalimantan Timur disebut, dinilai sebagai wilayah strategis dari berbagai sektor.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur, Hasjim Mi’radje, dalam pembukaan kegiatan dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Kota Samarinda, Kamis (20/7/2017), menyebut Kalimantan Timur sebagai salah satu penyumbang perekonomian terbesar di Indonesia. Keutuhan, keamanan, dan ketentraman dinilai menjadi hal prioritas yang harus dijaga.
“Terorisme bisa merusak semua itu. Oleh karenanya, media massa harus ikut menjaga bagaimana Kaltim terbebas dari radikalisme dan terorisme,” kata Hasjim.
Ketua Forum Kebangsaan Kalimantan Timur, Jos Soetomo, meminta pelaku media tidak membuat pemberitaan yang menimbulkan konflik, sebaliknya berita yang bersifat edukatif. “Mari kita angkat kembali kearifan lokal untuk membentengi wilayah kita dari penyebaran paham radikal terorisme,” pintanya.
Komandan Batalyon B Pelopor Samarinda, Ajun Komisaris Besar Dieno Hendro Widodo, menyebut media massa memiliki peran untuk membentuk opini di masyarakat dalam hal kesatuan bangsa dan negara. Melalui fungsi tersebut, pers diminta membantu elemen pemerintah dalam pencegahan penyebaran paham radikal terorisme.
“Pers harus bisa membuat pemberitaan yang berimbang, tidak sekedar mengejar rating, dan menghindari judul yang negatif,” kata Dieno.
Kalimantan Timur, lanjut Dieno, merupakan wilayah yang memiliki akses mudah untuk keluar masuk ke negara tetangga Indonesia, salah satunya Filipina. “Atas dasar itu keamanan adalah hal utama untuk dijaga, karena ketika keamanan terjaga seluruh aspek dalam kehidupan akan bisa berjalan baik,” tegasnya.
Sementara Gubernur Kalimantan Timur melalui Kepala Badan Kesbangpol, Yudha Pranoto, berpesan agar media massa pers berlaku secara profesional, untuk mencegah pers dimanfaatkan oleh pelaku terorisme.
“Pers memiliki peran penting, dan kami percaya pers dalam menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik,” ungkap Yudha.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur herharap dialog literasi media yang diselenggarakan oleh BNPT dan FKPT Kalimantan Timur dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang radikalisme dan terorisme.
Dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat, merupakan salah satu metode yang dijalankan dalam kegiatan Pelibatan Media Massa dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Visit Media, kunjungan dan diskusi dengan redaksi media massa pers.
BNPT dan FKPT di 32 provinsi se-Indonesia pada tahun 2017 juga menggelar lomba karya jurnalistik, yang mengangkat tema kearifan lokal sebagai sarana pencegahan terorisme. [shk/shk]