Jakarta – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa pengamanan akan terus ditingkatkan jelang Pemilihan Umum serentak yang akan dilakukan pada 17 April 2019. Untuk mengamankan pesta demokrasi tersebut, pihak kepolisian telah membuat Satuan Tugas (Satgas) anti terorisme.
“Sebentar lagi sudah mulai masuk tahapan inti Pemilu. Oleh karenanya dua per tiga kekuatan personil Polri selain untuk mengamankan Pemilu, juga untuk mengantisipasi segala macam bentuk potensi ancaman yang tidak berkemungkinan bisa terjadi, termasuk ancaman terorisme,” ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/3/2019).
Untuk memaksimalkan pengamanan, kepolisian akan dibantu oleh tim Densus 88 untuk penanganan bom. Hal itu dilakukan untuk mengurangi ancaman dari para kelompok teroris.
Baca juga : Antisipasi Paham Radikalisme ke Ponpes, Santri dan Pengajar Mesti Diawasi Ketat Sejak Dini
“Dalam dua hari ini dari Satgas Antiterorisme dan radikalisme Polda di-back up oleh Densus 88 melakukan preventif strike sesuai UU No 5 tahun 2018, yaitu upaya-upaya yang dilakukan oleh Polri dalam rangka memitigasi dan meminimalisir segala bentuk potensi ancaman terorisme yang dapat mungkin terjadi pada tahapan inti dari Pemilu,” ujarnya, seperti dikutip Tribunnews.com, Senin (11/3/2019).
“Ini yang terus dilakukan monitoring dan pemantauan oleh seluruh Satgas anti terorisme yang ada di Polda dibackup oleh Densus 88 ini semua untuk betul-betul kita mitigasi. Mengantisipasi semaksimal mungkin, agar dalam kontestasi Pemilu ini tidak dikacaukan oleh mereka,” tegasnya.
Seperti diketahui, pada Sabtu (9/3) lalu, Densus 88 Antiteror kembali berhasil mengamankan terduga teroris. Kali ini dua orang terduga teroris berhasil ditangkap di dua lokasi berbeda yakni di Lampung dan Kalimantan Barat.