Martapura – Lembaga pondok pesantren, berpotensi besar menjadi sasaran para teroris untuk memasukkan paham-paham radikalisme. Oleh sebab itu, sebagai langkah antisipasinya para jamaah yang hadir di setiap pengajian rutin mesti dibekali pengetahuan dan wawasan yang cukup tentang ancaman tersebut.
Demikian pernyataan yang disampaikan Ketua Umum Yayasan Sa’adah Sungai Paling, Saufi Muchsin Thalid di Martapura, Kalimantan Selatan, Minggu (10/3).
“Ancaman radikalisme sudah menjalar ke sendi-sendi masyarakat. Pencegahannya dengan melakukan deradikalisasi,” ujar Saufi.
“Karena itu di setiap kegiatan rutin pengajian, para jamaah harus diberikan wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan tersebut agar tidak terjerumus,” sambungnya lagi.
Baca juga : Meski Memanas, Pakistan – Iran Bersepakat Tingkatkan Kerjasama Perangi Terorisme
Saufi yang juga pemilik Pondok Pesantren Bakkah ini menambahkan, dirinya menolak keras upaya masuknya paham-paham radikalisme di lingkungan pendidikan, khususnya pondok pesantren.
Untuk itu, dalam membentengi aliran paham radikalisme agar tidak masuk ke Ponpes Bakkah yang dikelolanya, seluruh santri maupun para pengajar mendapatkan pengawasan yang cukup ketat sejak dini.
“Sejak dini santri maupun pengajar dilakukan pengawasan ketat agar paham tersebut tak masuk ke lingkungan pondok,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, pihaknya juga sangat mendukung kegiatan Polda Kalsel dalam melakukan deradikalisasi.
Selain itu, terusnya, juga sudah menjadi kewajiban semua ustad di lingkungan pondok pesantren dan semua kalangan agar kegiatan deradikalisasi terus berkembang.
“Kita dukung langkah Polda Kalsel agar paham radikalisme tidak berkembang di masyarakat,” pungkasnya.