Jakarta – Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menuturkan, menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Polri mewaspadai potensi terorisme yang muncul dari sel-sel tidur.
Dikutip dari Viva.co.id, Dedi mengatakan antisipasi dilakukan dengan memaksimalkan kemampuan satuan tugas (satgas) antiteror di kepolisian daerah dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Kedua elemen itu aktif memantau pergerakan sel-sel tidur yang dicurigai berpotensi menjadi bibit terorisme.
“Ada monitor sel tidur yang memiliki potensi yang akan mengganggu kegiatan masyarakat jelang akhir tahun,” kata Dedi di Jakarta, Rabu, 28 November 2018.
Baca juga : Tiga Napiter di Lapas Madiun Dipindah ke Nusakambangan
Terorisme menjadi salah satu ancaman utama menjelang akhir tahun. Untuk itu, Polri terus melakukan komunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT), Tentara Nasional Indonesia, dan Badan Intelijen Negara untuk melakukan mitigasi pergerakan radikalisme di tengah masyarakat.
Dedi menuturkan, Kepolisian bersama pemangku kebijakan terkait terus berupaya melakukan pendekatan persuasif untuk mencegah meluasnya pengaruh radikalisme. Upaya persuasif itu dilakukan dengan melibatkan tokoh masyarakat.
“Dengan sosialisasi dan edukasi maupun penyuluhan langsung dengan BNPT sebagai sektor terdepan melibatkan tokoh tokoh agama,” ucap Dedi.
Berdasarkan informasi terakhir yang ia terima, Polri telah menangkap lebih dari 300 terduga teroris, dengan landasan UU nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.