SURABAYA – Ancaman terorisme menyebar di semua wilayah Indonesia. Hampir tak ada provinsi yang luput dari ancaman terorisme, termasuk Jawa Timur (Jatim). Namun, dalam pantauan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Jatim relatif aman dari ancaman terorisme.
“Di Jawa Timur, secara ideologis lebih kebal dibanding provinsi lain. Mungkin tradisi dan agamanya sangat kuat, serta tokoh agama atau ulamanya banyak yang moderat,” ujar Kepala BNPT Irjen Pol (Pur) Ansya’ad Mbai saat diskusi bersama Jurnalis Surabaya, kemarin. Kendati demikian, bukan berarti tak ada ancaman teroris di provinsi yang dipimpin Gubernur Soekarwo ini.
Menurut Ansya’ad, sejumlah peristiwa perampokan toko emas di wilayah Jawa Timur patut dicurigai sebagai aksi terorisme. Dia menegaskan, secara nasional jaringan terorisme di Indonesia banyak terdapat di Jakarta, Solo, dan Poso, serta Bima. Menurutnya, Solo merupakan “basis” dan konsentrasi tempat untukmendoktrincalon teroris. Di Poso, jaringan teroris ini membuat kamp pelatihan militer.
Poso dipilih lantaran upaya para teroris menjadikan Aceh sebagai kamp latihan militer gagal. Jaringan teroris ini juga merencanakan membuat aksi di 3 kota (Jakarta, Solo dan Poso). Terbukti pada Agustus 2012 terjadi kasus penembakan di Solo. Mantan Kapolda Sumatera Utara ini menambahkan, sejak muncul di Indonesia pada 2000- an, aparat telah menangkap sebanyak 850 teroris.
Dari jumlah tersebut, 60 di antaranya tewas, termasuk Nurdin M Top, dr Azahari, Amrozi, dan lainnya. Pihaknya juga mencatat, 30 personel kepolisian yang tewas dalam memerangi pelaku terorisme. Deputi Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Agus SB menambahkan, BNPT saat ini melakukan langkah pencegahan dengan mengedepankan dan mensinergikan elemen-elemen bangsa.
BNPT juga membentuk lembaga- lembaga di daerah dengan nama Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT). “Di Jawa Timur, baru dilantik tadi (kemarin). Dengan ketuanya Pak Soubar Isman. Kami juga akan membentuk FKPTFKPT di provinsi lain,” kata Agus yang berlatar Kopassus ini.
Sementara itu, anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mendukung penuh program kerja BNPT. Menurutnya, BNPT merupakan mitra kerja ke-15 Komisi III. “BNPT ini belum punya gedung, tapi kami di Komisi III mendukung penuh,” ujar Eva Kusuma. masdarul kh
sumber: koran sindo