Pemimpin Jabhat Nusra mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka tak mungkin berdamai ISIS di Suriah. Ia justru meminta ISIS untuk segera bertobat atas segala aksi keji yang telah mereka lakukan.
“Tidak ada solusi antara kami dengan mereka sekarang, atau di masa depan,” kata Abu Mohammed al-Golani dalam sebuah wawancara yang disiarkan Rabu (03/06/2015).
“Kami berharap mereka segera bertobat kepada Allah dan kembali waras … jika tidak, maka tidak ada cara lain selain pertempuran di antara kami.”
Jabhat Nusra dan ISIS merupakan dua kekuatan terbesar di Suriah yang menghadapi pasukan pemerintahan Bashar al-Assad. Kedua kelompok tersebut sudah berperang satu sama lain sejak tahun 2013.
Golani mengatakan, ada sekitar 30 persen pejuang asing dalam kelompoknya, termasuk sebagian kecil warga Amerika. Selain itu ada juga yang berasal dari Eropa, Asia, Rusia, dan Chechnya, katanya.
Kelompok ini telah berhasil menguasai wilayah di barat laut Suriah dalam beberapa pekan terakhir. Mereka telah berhasil merebut kota Idlib dan Jisr al-Shughour hingga membuat mereka semakin mendekat ke wilayah pesisir yang dikuasai pemerintah di sebelah utara ibukota Damaskus.
Golani juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa AS telah menciptakan ketidakstabilan di Timur Tengah.
“Mereka mengatakan Iran mengontrol Irak, tetapi pada kenyataannya AS-lah yang menduduki Irak dan menyerahkannya kepada Iran menggunakan piring emas.”
Dalam wawancara sebelumnya Golani mengatakan bahwa kelompoknya tidak punya niat untuk menyerang Barat kecuali diprovokasi.
“Kami di sini hanya untuk mencapai satu misi, melawan rezim dan agen-agennya, termasuk Hizbullah dan lain-lain,” kata Golani.
sumber : rimanews.com