Damaskus – Utusan khusus PBB membeberkan kebejatan kelompok ISIS terhadap gadis-gadis yang diculiknya di Suriah. Kelompok radikal tersebut mengirimkan gadis-gadis yang dianggap paling cantik ke pasar-pasar di kota Raqqa, untuk dijual sebagai objek seksual kepada penawar tertinggi. Mereka dijual dalam kondisi tanpa busana.
Demikian disampaikan Utusan Khusus PBB soal Kekerasan Seksual dalam Konflik, Zainab Bangura seperti dilansir Daily Mail, Kamis (21/5/2015).
Menurut Bangura, setelah menyerang desa-desa, para militan ISIS akan melucuti pakaian gadis-gadis setempat, melakukan tes keperawanan, memeriksa tubuh mereka dan mengirimkan mereka untuk dilelang. Hal ini diketahui Bangura setelah mengumpulkan informasi dari Suriah, Irak, Turki, Libanon dan Yordania.
Menurut Bangura, mereka yang dianggap paling cantik kemudian dikirimkan ke kota Raqqa untuk dijual dalam keadaan bugil. Mereka lebih dulu akan ditawarkan ke para pemimpin organisasi jahat, baru kemudian ke para Emir dan tentara-tentara.
Dikatakan Bangura, setiap pembeli biasanya mengambil tiga atau empat gadis dan akan dipertahankan hingga beberapa bulan, sebelum mereka bosan dan menjualnya kembali ke orang lain.
“Kami mendengar tentang seorang anak perempuan yang dijual sebanyak 22 kali, dan seorang pemimpin Takfiri yang telah menuliskan namanya di tangan anak tersebut untuk menunjukkan bahwa dia miliknya,” tutur Bangura.
Bangura juga mengatakan, para ekstremis ISIS telah melarang gadis-gadis tersebut memakai kerudung. Ini dilakukan setelah beberapa orang menggunakannya untuk gantung diri.
Sebelumnya, kelompok HAM, Human Rights Watch (HRW) menyatakan, ISIS juga melakukan kejahatan seksual sistemik terhadap kaum wanita dan anak-anak perempuan Yazidi, setelah menculik sekitar 200 orang dari mereka di Irak utara pada Agustus 2014 lalu.