Irak Hancurkan Gedung Yang Dijadikan Tempat Eksekusi Oleh ISIS

Baghdad – Pemerintah Kota Mosul memulai penghancuran gedung yang digunakan sebagai lokasi eksekusi orang-orang yang diduga LGBT oleh ISIS. Sejumlah pekerja dan buldozer terlihat menghancurkan dan mengeluarkan puing-puing gedung. Gedung itu sendiri dirancang oleh arsitek terkenal Irak, Rifat Chadirji pada 1960-an. Sebelum dihancurkan, gedung itu sudah rusak sejak 2017 akibat perang.

“Gedung itu cenderung runtuh karena roket, penembakan, dan ledakan yang menghantam dan menghancurkan sebagian besar bagiannya,” kata Mohammad Jassem, perwakilan pemerintah Kota Mosul, seperti dikutip Tribune, Selasa (15/1/2019).

“Sebuah komite dibentuk untuk mempelajari dan menilai gedung tersebut, menurut mereka upaya perbaikan akan sia-sia,” lanjutnya. Ia menambahkan bahwa pemerintah juga berencana menghancurkan gedung-gedung lain seperti gedung cabang bank sentral di Mosul dan kantor gubernur di Nineveh.

Sejauh ini masih ada tiga lantai tersisa, bongkahan kawat beton dan logam menggantung di tepinya bersama gundukan puing-puing di sekitar gedung.

Penghancuran gedung disertai pro-kontra di kalangan warga, beberapa warga menilai gedung tersebut tidak perlu dihancurkan karena memiliki nilai sejarah dan merupakan ikon arsitektur modern, sementara sebagian warga lainnya mendukung penghancuran karena gedung tersebut adalah saksi bisu kebiadaban ISIS.

Baca juga : Serangan Bom Mobil Di Afganistan Tewaskan 4 Orang

Ghada Rzouki, seorang profesor arsitektur di Universitas Baghdad, mengatakan gedung NIC merupakan simbol modernitas Irak tetapi dapat digantikan oleh permata budaya Mosul lainnya.

“Saya lahir di Mosul. Dalam pandangan saya, ada banyak situs religius dan peninggalan lain yang tidak diperhatikan tetapi harus dilindungi, ”katanya.

Bangunan NIC terletak di dekat Kota Tua Mosul, yang porak poranda akibat pertempuran dan di mana badan warisan PBB, UNESCO, sedang melakukan beberapa pekerjaan restorasi.

Bulan lalu, UNESCO dan para pemuka agama Irakmeletakkan batu pertama untuk membangun kembali Masjid Al-Nuri di Mosul dan menara miring yang bersebelahan, dua lambang kota yang paling terkenal.