Sumber : kriminalitas.com

IPW: Bom Mobil Cawang Modus Baru Teroris

Jakarta – Aksi teror bom mobil yang gagal di Cawang, Jakarta Timur, harus segera diusut oleh Mabes Polri dengan menurunkan Densus 88 Antiteror. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, berharap Mabes Polri bergerak cepat dan harus serius mengungkap kasus bom mobil ini.

“Indonesia Police Watch (IPW) menilaio bahwa aksi teror bom mobil di Cawang itu dilakukan kelompok teroris dengan tingkat kesadisan yang luar biasa. Jika berhasil, akan berjatuhan ratusan korban dan itu tidak bisa dibiarkan,” kata Neta S Pane dalam rilisnya kepada wartawan Senin (17/4/2017).

Dikatakan, dalam peristiwa itu, ‎mobil jenis Toyota Avanza tanpa plat nopol diisi dengan sejumlah jirigen bensin, yang kemudian diduga dibakar selanjutnya dibiarkan berjalan menuju massa yang sedang melakukan pengajian. Beruntung manuver mobil tersebut berhasil digagalkan, jika tidak tentu akan banyak massa yang jadi korban.

Neta pun meminta Densus 88 Antiteror harus menyelidiki secara serius, apakah aksi teror ini dilakukan kelompok lama atau kelompok baru. Tetapi, jika mencermati aksi teror yang terjadi, kelompok lama tidak pernah melakukan teror dengan menggunakan mobil berisi jiregen bensin yang kemudian dibakar dan dibiarkan berjalan ke arah massa untuk diledakkan.

Menurut IPW, selama ini kelompok lama hanya menggunakan mobil untuk bom bunuh diri atau bom mobil seperti di Bali. “Bom mobil Cawang merupakan modus baru dalam sejarah terorisme di negeri ini. Sepertinya ada kelompok teror baru yang hendak menciptakan bom molotov raksasa di Cawang,” jelasnya.

Jika kasus ini tidak dituntaskan, Neta S Pane khawatir modus bom mobil molotov raksasa ini akan menjadi tren yang diikuti kelompok-kelompok lain untuk membuat kekacauan di tengah tengah massa.

Diungkapkan, sebenarnya Densus 88 gampang untuk memburu pelaku dan pemilik mobil dengan cara melihat nomor casis mobil tersebut. Hal yang sama pernah dilakukan Polri saat memburu pelaku Bom Bali I.

“IPW sangat menyayangkan jika Polda Metro Jaya terkesan lamban mengungkap kasus ini karena dikhawatirkan modusnya bisa ditiru kelompok teror lain, mereka tidak perlu menggunakan bahan peledak tapi cukup membawa puluhan jirigen bensin dan masukkan ke dalam mobil, lalu mobil dibakar dan pasti akan menyebabkan ledakan besar. Inilah yang perlu diantisipasi Polri agar kasus serupa tidak terulang,” pungkasnya.