JAKARTA – Terorisme dan radikalisme masih menjadi bahaya laten di Indonesia. Untuk itu, diperlukan atensi khusus guna mengeliminir tumbuh dan berkembangnya aksi-aksi yang dapat merusak bangsa dan negara ini. Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pencegahan aksi terorisme dan radikalisme bisa dilakukan dengan melibatkan para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat. “Para tokoh inilah yang dapat mencegah aksi terorisme sejak dini,” kata Khofifah dalam keterangannya kepada Okezone di Jakarta, Jumat (25/5/2012).
Khofifah mengungkapkan, pencegahan terorisme dan radikalisme bisa dilakukan sejak dini dengan memberikan pendidikan tentang budaya dan pemahaman agama yang benar kepada anak-anak. “Jika diberikan pendidikan tersebut sejak dini, tentunya generasi mendatang akan lebih baik,” ujarnya. Dikatakannya, pendidikan sejak dini itu sama dengan membendung perkembangan terorisme dan radikalisme di Indonesia.
“Yang ada di pemikiran mereka hanya persatuan dan kesatuan antarbangsa serta pemahanan agama yang benar. Dengan begitu, akan tercipta Indonesia tanpa terorisme,” katanya. Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan guna membendung perkembangan radikalisme, Muslimat Nahdlatul Ulama dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah mendeklarasikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Lampung. Acara pengukuhan pengurus FKPT dihadiri Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Deputi Pencegahan Terorisme BNPT, Mayjen Agus Surya Bakti, dan Wakil Gubernur Lampung, Joko Umar Said.
Acara dirangkai dengan seminar Seminar Sehari di Gedung Mahan Agung, Bandar Lampung, dengan tema Optimalisasi Fungsi Kelembagaan Masyarakat dan Kearifan Lokal dalam Upaya Pencegahan Terorisme” Dalam kesempatan ini, Mayjen Agus Surya Bakti mengungkapkan, aksi terorisme belakangan ini bisa dibilang sudah sepi. Namun, masyarakat tidak boleh mengendurkan kewaspadaan. Sebab, aksi terorisme sekarang ini sudah bergeser ke masalah lain. Yaitu ketidakadilan, problem sosial, dan politik. “Terorisme awalnya hanya ideologis, tapi belakangan berkembang ke masalah lain, yaitu ketidakadilan dan lain-lainnya. Mengatasi masalah ini bukan hanya tugas pemerintah. Masyarakat bawah harus dilibatkan untuk deteksi dini,” katanya.
Ia mengungkapkan, ada banyak tahapan radikalisasi. Yakni praradikalisasi, identifikasi, indoktrinisasi, dan jihadisasi. “Proses ini semua ada di tengah masyarakat,” tandasnya. Untuk itu, katanya, BNPT mengajak elemen masyarakat melakukan pencegahan aksi radikalisasi dan terorisme. Terbentuknya FKPT di Lampung diharapkan bisa menjadi kepanjangan BNPT dalam menangkal gerakan radakalisme dan terorisme. Sebelumnya, Muslimat NU dan BNPT juga telah mengukuhkan FKPT Provinsi Riau. Dalam waktu dekat, Muslimat dan BNPT juga akan membentuk FKPT di daerah lain untuk memperkuat jaringan penanggulangan terorisme dan radikalisme.
Sumber: damai negeriku