Indonesia Terpilih Jadi Salah Satu Ketua Pokja Penanganan Terorisme di Forum Internasional

DEN HAAG – Deputi Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol DR. Petrus Reinhard Golose mewakili Indonesia menghadiri dua forum global dalam menangani terorisme. Dua forum itu adalah Global Counter Terrorism Forum (GCTF) Coordinating Committee ke-9 pada 12-April 2016 dan Forum Countering Violent Extremism Working Group ke-5 pada 13-14 April 2016 di Den Haag, Belanda.

Irjen Pol Petrus Golose didampingi Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda di Den Haag I Gusti Agung Wesaka Puja dan Atase Kepolisian Kombes Pol Yuda Gustawan, berbagi pengalaman dan berupaya untuk mendorong peningkatan kerja sama internasional dalam penanganan terorisme. Pada kesempatan itu, juga dikemukakan keprihatinan keterlibatan generasi muda, khususnya kasus remaja yang terlibat terorisme (juvenile justice), melalui implementasi strategi nasional dalam bentuk deradikalisasi, rehabilitasi, dan reintegrasi.

“Indonesia terpilih kembali sebagai salah satu ketua Kelompok Kerja dalam forum multilateral yang membahas berbagai upaya penanganan terorisme secara komprehensif pada tingkat nasional masing-masing negara anggota,” kata Irjen Pol Petrus Golose, dalam keterangannya, Kamis (14/4/2016).

“Hasil pertemuan ini dituangkan dalam bentuk rekomendasi dan dukungan yang disampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” imbuhnya.

Dalam kaitannya dengan penanganan terorisme global, ujar Irjen Pol Petrus Golose, juga dibahas beberapa tema yang menjadi perhatian global. Tema itu misalnya Foreign Terrorists Fighter (FTF) dan Life Cycle of Radicalization to Violence.

“Indonesia terpilih kembali sebagai salah satu ketua Kelompok Kerja (Co-Chair Working Group) Detention and Reintegration bersama Australia,” ungkap Irjen Pol Petrus Golose.

Menurutnya, kelompok kerja ini telah aktif mengidentifikasi beberapa prioritas, yaitu penguatan kapasitas sumber daya lembaga pemasyarakatan, penguatan sistem keamanan di dalam lembaga pemasyarakatan. Kemudian, pengembangan program pembinaan bagi narapidana pelaku terorisme dan juga menginisiasi penyelenggaraan seminar bekerja sama dengan organisasi regional dan internasional untuk meningkatkan kapasitas terkait isu prioritas.

Di sela pertemuan GCTF, Irjen Pol. DR. Petrus Golose menyempatkan diri bertemu dengan Dubes Selandia Baru. Pertemuan itu membahas perkembangan dan penanggulangan terorisme dunia, serta kerja sama antara kedua negara terkait penanggulangan terorisme.

Acara hari kedua, Rabu (13/4), diawali dengan rotasi kepemimpinan Chairing Committee dari Turki kepada Maroko disaksikan tuan rumah merangkap salah satu ketua (Co-Chairs) Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders. Turki bersama Belanda sebelumnya adalah Co-chairs Chairing Committee GCTF.

Selain memberikan apresiasi atas kepemimpinan Turki dalam forum GCTF, Menlu Belanda Bert Koenders juga menyampaikan bahwa masih banyak tindak lanjut anggota GCTF yang harus dikerjakan bersama untuk menangani terorisme. Menlu Belanda mengajak semua bangsa untuk “berpikir global dan bertindak secara lokal (think globally and act locally)” sebagai salah satu bentuk pendekatan yang dapat dilakukan dalam penanganan terorisme.

Sesi berikutnya mengupas isu Countering Violent Extremis (CVE) yang bertujuan untuk mensinergikan penguatan langkah-langkah konkret lintas batas. Ini dapat dilakukan melalui kerja sama tingkat lokal, nasional, serta internasional dalam mengantisipasi berbagai bentuk kekerasan ekstremisme yang dapat mengancam keselamatan dan keamanan para anggota GCTF.

“Forum ini berupaya memfasilitasi sharing lesson learned dan dukungan kepada rencana aksi nasional (national action plan) masing-masing negara anggota. Termasuk dengan melibatkan stakeholders terkait baik dari sisi pembuat kebijakan, praktisi dan masyarakat madani,” terang Irjen Pol. DR. Petrus Golose.