Baghdad – Nasib kelompok radikal ISIS di Irak dan Suriah telah runtuh meski sisa-sisa militannya masih sembunyi di beberapa wilayah di kedua negara tersebut. Pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, terpaksa bolak-balik antara Irak dan Suriah untuk mengindari kejaran intelijen Baghdad.
Kepala Kantor Intelijen Kementerian Dalam Negeri Irak, Abu Ali al-Basri, al-Baghdadi tidak pernah tinggal di satu tempat pada suatu waktu. Dia terus menyelinap bolak-balik melintasi perbatasan Irak-Suriah.
“Intelijen Irak membuntuti al-Baghdadi dan kami yakin dia tidak pernah tinggal di satu tempat selama lebih dari sehari,” kata al-Basri, seperti dikutip Fox News, Selasa (5/2/2019).
“Kami memiliki informasi bahwa dia pindah dari Suriah dan memasuki Irak melalui Anbar dan kemudian Salaheddine,” ujarnya.
Awalnya, diyakini bahwa bos ISIS itu berada di wilayah timur Lembah Sungai Efrat. Namun, dia telah menyelinap sebelum kehilangan ISIS kehilangan kendali atas wilayah Hajin yang merupakan basis utama dan terakhir kelompok tersebut di Suriah.
Baca juga : Trump: Seminggu Lagi ISIS di Irak dan Suriah akan Lenyap
Al-Baghdadi kemungkinan akan terus melakukan perjalanan melalui wilayah padang pasir yang luas antara Deir ez-zor, Suriah dan Anbar, Irak untuk menghindari penangkapan.
Sebelumnya, beredar laporan bahwa al-Baghdadi telah ditangkap oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF), kelompok oposisi yang didukung Amerika Serikat (AS). Namun, laporan itu salah.
“Laporan-laporan ini tidak berdasar, tanpa bukti. Dia belum ditangkap,” kata Kino Gabriel, juru bicara SDF dan Komando Umum Dewan Militer Suriah.
Al-Baghdadi, yang nama aslinya Ibrahim Awwad Ibrahim al-Badri, tetap menjadi orang yang paling dicari di dunia. AS telah menawarkan hingga USD25 juta (Rp348,5 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya. Dia diyakini masih hidup dan jadi buruan pasukan elite AS, SDF, dan Irak.