VIVA.co.id – Ratusan tokoh ulama dan pemerintah di Jawa Tengah bersama-sama menyatakan penolakannya terhadap paham radikal ISIS di Indonesia. Itu dibuktikan dengan pertemuan seluruh bupati/wali kota dan tokoh agama di 35 daerah khusus membahas masalah ISIS.
Bertempat di Gedung Gradhika Bhakti Pradja, Gubernuran Semarang, pertemuan itu dihadiri oleh Dewan Pertimbangan Presiden yang juga Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, Gubernur Ganjar Pranowo, Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro.
Dalam kesempatan itu, sejumlah elemen yang hadir juga menorehkan tanda tangan di atas kain sepanjang 15 sentimeter perihal penolakan ISIS di Jawa Tengah.
Ulama kharismatik Hasyim Muzadi menyatakan, secara tegas menolak gerakan radikal ISIS yang telah nyata merusak NKRI. Menurutnya, akidah yang diterapkan ISIS bukan hanya merusak negara tetapi agama Islam secara kaffah (menyeluruh).
“Pekerjaannya (ISIS) kan mengkafirkan orang yang Islam. Ini bedanya dengan Walisongo yang mengajak kebaikan dengan dakwah, ” kata Hasyim dalam Rapat Koordinasi bertema ‘Pemantapan Sinergi Pencegahan dan Penanggulangan Pergerakan ISIS di Wilayah Provinsi Jawa Tengah’ di Gedung Gubernuran, Selasa 7 April 2015.
Dia menjelaskan, ISIS juga telah bertentangan dengan konsep toleransi dalam Islam. Di mana gerakan radikal yang telah banyak merekrut warga Indonesia itu hanya menganut pluralisme teologis. “Dalam Islam yang diajarkan toleransi sosiologis. “
Pihaknya khawatir, dengan bentukan ISIS di Suriah tersebut akan membentuk pola serupa di Indonesia dengan daulah Islamiyah. “Jika ISIS berkuasa akan membentuk Indonesia Islamic State, ” katanya.
Akan tetapi keanehan muncul, saat gerakan yang kini telah menjadi musuh bersama itu, justru hanya menguasai negara-negara muslim. Bukan negara-negara yang mayoritas dihuni nonmuslim di dunia, sehingga dia mempertanyakan siapa yang menghidupkan gerakan tersebut.
“Bahkan kalau ada konflik Syiah-Suni, dia (ISIS) datang dan bikin ruwet. Bahkan saya belum pernah denger mereka berani perangi Yahudi,” kata Hasyim.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, inisiatifnya mempertemukan seluruh kalangan di Jateng terkait ISIS adalah bagaimana ke depan pihaknya memberantas gerakan radikal secara massif. Berbagai masukan masyarakat pun ditampung untuk menuju langkah kongkrit masalah paham ISIS yang menyerang Jateng.
“Jadi ISIS ini jadi tajuk utamanya. Dengan keterlibatan ulama dan umara’ maka gerakan ISIS. Tapi syaratnya informasi yang disampaikan ke masyarakat sesuai metode yang benar ke masyarakat, ” kata Politisi PDIP Itu.
Sumber : viva.com