Kudus, LiputanIslam.com — Ketika kampanye kebencian yang menggunakan isu-isu sekterian masih kencang dihembuskan, ketika berbagai kelompok anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjamur dan dengan bebas bersuara, kabar menyejukkan datang dari Rais Aam Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahli Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN), Habib Muhammad Luthfi bin Yahya. Ulama yang memiliki wajah menyejukkan ini mengajak ribuan jamaah pengajian di Desa Bandaran Garung Kidul Kaliwungu Kudus, Jawa Tengah untuk mengucapkan janji untuk menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyeruan ini berlangsung Ahad, 5 April 2015, di sela-sela tausyah yang disampaikan Habib Lutfi. Diawali membaca syahadat dan sholawat Nabi, ia menyerukan sepatah-patah kemudian diikuti oleh para jamaah secara bersama-sama. Berikut bunyi seruan yang dibacakan Habib Lutfi dengan nada lantang dan heroik:
“Bismillahirrahmanirrahim, Asyhadu Alla Ilaaha Illallah, Waasyhadu Anna Muhammadar Rasulullah, Allahumma Sholli ala Sayyidina Muhammad wa’ala Alihi Washohbihi Ajma’in, Demi Allah, saya bangga sebagai Warga Negara Indonesia. Demi Allah, saya anak Indonesia, Saya Berjanji kepada Allah, saya akan menjaga dan mempertahankan NKRI, harga mati dan bukan basa basi”
Dalam tausiyahnya, Habib Luthfi menegaskan pentingnya menjunjung tinggi semangat nasionalisme. “Indonesia tidak akan mudah dimasuki paham radikalisme manakala TNI, Polri dan masyarakat tidak terpecah belah,” tandasnya, dihadapan ribuan jamaah yang menghadiri pengajian umum peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, seperti dilansir NU Online.
Indonesia Tanah Airku, Jangan Hanya Sekedar Lagu
Dalam tausiyahnya yang selalu dipadati jamaah, Habib Lutfi kerap kali mengingatkan tentang nasionalisme. Dalam sebuah kesempatan, apalagi menurutnya, nasionalisme anak bangsa kian meluntur. “Melunturnya rasa nasionalisme ini mulai terlihat. Sebagian dari masyarakat kita, terkadang malu untuk mengakui Indonesia sebagai tanah airnya,” ungkap Habib Luthfi.
Ia menegaskan, bagaimanapun keadaan bangsa ini, sejelek apapun kita mesti bangga dan mengakuinya sebagai tanah air. “Indonesia tanah airku tanah tumpah darahku, ini lagu atau seremonial? Ini semestinya menjadi iqrar, sejauh mana pengakuan kita terhadap Indonesia sebagai tanah airku. Tunjukkan Indonesia tanah airku, tidak hanya dalam lagu, tapi juga dalam perilaku,” tegasnya.
Lebih lanjut Habib Luthfi mengatakan, rasa cinta tanah air ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dan para ulama terdahulu. “Nabi mencontohkan kecintaannya kepada bangsa Arab, ini contoh dari Nabi, lalu bagaimana dengan kita?”
Untuk itu, rasa nasionalisme ini perlu dikuarkan dengan adanya rasa handarbeni terhadap Indonesia. Yakni perasaan bukan hanya merasa memiliki, melainkan juga ikut memelihara dan menjaganya dengan baik. (ba)
sumber : liputanislam.com