Jakarta – Guru Besar Ilmu Antropologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jamhari Makruf menyatakan generasi Z sangat rentan terpapar radikalisme. Pasalnya, generasi Z merupakan generasi yang paling akrab dengan gawai.
“Generasi sekarang social media minded, mereka lebih percaya apa kata media sosial,” terang Jamhari di Jakarta, Rabu (19/12).
Generasi yang terlahir pada rentang 1995 hingga 2014 itu dinilai enggan mencari kebenaran atas informasi yang diterima. Mereka mudah terpengaruh. “Hal itu berhubungan dengan tingkat konsentrasi generasi Z yang cenderung pendek.”
Menurutnya, ada dua hal untuk menghindari generasi Z terpapar paham radikal. Pertama, mendorong kelompok moderat untuk mengisi konten-konten positif di sosial media.
Baca juga : Polres Tasikmalaya Kota Gencar Lakukan Program Deradikalisasi
“Tentu harus menyesuaikan keinginan selera mereka yang gampang dan ready to use,” jelas dia.
Kedua, kampanye penggunaan internet dan sosial media secara positif, tidak mudah percaya berita yang diterima, serta mencari kebenaran sumber informasi.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pengguna internet Indonesia didominasi generasi muda. Dari 143,26 juta pengguna internet di Indonesia, sebanyak 49,52 persen di antaranya merupakan anak muda.
Jika diklasifikasikan berdasarkan usia, pengguna internat pada rentang usia 13-18 tahun sebanyak 16,68 persen. Usia 19-34 tahun 49,52%, usia 35-54 tahun 29,55%, usia di atas 54 tahun 4,24%.