Generasi Milenial Jakarta Kampanye Pencegahan Anti Radikalisme & Ekstrimisme

Jakarta – Generasi milenial yang tergabung dalam Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta dan UNDP mengadakan kampanye mencegah ekstremisme dan radikalisme di area CFD Jl. Sudirman, Jakarta. Beberapa anak muda secara serempak melontarkan deklarasi Anti Ekstrimisme dan Radikalisme.

Deklarasi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Convey Festival #MeyakiniMenghargai, yang sebelumnya telah terlaksana di Yogyakarta dan Makassar, 9 dan 16 Desember 2018.

“Sudah banyak riset dan survei yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat intoleransi dan radikalisme di berbagai kalangan masyarakat, terutama kalangan muda. Jadi sudah bukan sebatas guliran isu saja. Berita ini perlu ditindaknyata,” ujar Project Officer Convey Festival #MeyakiniMenghargai, Hani Samantha, seperti dikutip Kompas.com, Senin (07/1).

Ia menambahkan, sebagian kita masih menilai biasa-biasa saja sekedar penyebaran ujaran kebencian dan eksklusivism.

Baca juga : Serangan Udara AS Tewaskan Teroris Paling Dicari FBI

“Tanpa kita tahu dampak setelahnya pada orang yang kita hakimi berbeda dan menjadikan kita berani melakukan tindakan kekerasan terhadap mereka, tanpa kita tahu pula bahwa dampaknya lebih besar yakni meruntuhkan keharmonisan bangsa yang lahir di atas keberagaman,” tegasnya.

Hani menyapampaikan, isu nir-toleransi dan ekstremisme dalam beberapa tahun belakangan makin merebak. Kejadian bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga di markas polisi di Jawa Timur tahun lalu makin menguatkan bahwa isu ektremisme dengan kekerasan di negeri ini bukan sekadar isapan jempol.

Convey Indonesia sendiri merupakan program diselenggarakan PPIM (Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat) UIN Jakarta dan UNDP (United Nations Development Program) bekerjasama dengan beragam komunitas dan organisasi penggerak perdamaian.

Program ini bertujuan mencegah ekstremisme kekerasan di Indonesia melalui serangkaian riset-survei, advokasi kebijakan dan interaksi publik yang berbasis pada potensi pendidikan agama. Program Convey Indonesia menyentuh isu-isu toleransi, kebhinekaan dan nir-kekerasan di kalangan generasi muda.

Survei Keberagamaan dilaksanakan PPIM pada 2017 menemukan 37,71% responden memaknai Jihad sebagai perang. Bahkan, sepertiga responden berpendapat jika orang murtad itu harus dibunuh dan 33,34% responden merasa bahwa tindakan intoleran kepada mereka yang berbeda keyakinan tidak masalah.

Melihat data yang mengejutkan ini Convey Indonesia berinisiatif mengadakan berbagai kegiatan untuk mengampanyekan secara masif pesan perdamaian dan toleransi antar sesama tanpa memandang perbedaan yang ada.

Salah-satu kegiatan tersebut adalah Convey Festival #MeyakiniMenghargai dengan salah satu rangkaian roadshow menyambangi area-area CFD di beberapa kota.