Jakarta – Koordinator Forum Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta, Ahmad Muslim mengajak seluruh takmir masjid melakukan upaya pencegahan agar masjid tidak dijadikan alat media politik dan penyebaran radikalisme.
Selain itu, juga agar masjid tak disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk berkampanye.
Dijelaskannya, ajakan tersebut bertujuan untuk menjaga keharmonisan hubungan umat meskipun berbeda pandangan pilihan di Pemilu 2019.
Selain itu, lanjutnya, agar masjid bisa kembali berfungsi sebagaimana mestinya yaitu tempat ibadah untuk menebar rahmat, kebaikan, sekaligus jadi wadah pemersatu umat, bangsa dan negara. Dakwah di masjid harus lebih sejuk tanpa ada kepentingan kampanye politik dan ideologi.
Baca juga : Arab Saudi Gelar Forum Perlindungan Masyarakat dari Kelompok Teroris
“Realita saat ini, tuduhan kafir, musyrik dan munafik terhadap paham yang berbeda mengindikasikan radikalisme agama telah berkembang di masjid-masjid tertentu bisa menjadi pemicu perpecahan bangsa,” kata Ahmad Muslim dalam acara Halaqoh dan Silaturahim Takmir Masjid bertema ‘Mewujudkan Masjid sebagai Wadah Pemersatu Umat, Bangsa, dan Negara’ di Masjid Al Islah, Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta Selatan, Kamis (10/1).
“Oleh karena itu menjadi tugas penting takmir masjid bersama tokoh agama dan masyarakat untuk mengikis habis sebelum tumbuh menjadi besar,” ia menyambung.
Dikatakan Muslim, isu politik yang diangkat ke permukaan seharusnya bagaimana cara mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Bukan dengan kampanye hitam, fitnah dan berita bohong (hoaks) yang nirsubstantif.
“Maka dari itu dalam acara Halaqoh dan Silaturrahim ini, kami FSTM Jakarta menyatakan menolak segala bentuk politisasi masjid yang dapat memecah belah persatuan umat dengan menjaga peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah kepada Allah SWT. Hanya menjadi pusat gerakan dakwah, pendidikan dan kegiatan sosial keagamaan lainnya,” tegasnya.