Surabaya – Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Standard Operational Procedur (SOP) Sistem Keamanan Obyek Vital (Obvit) Ketenagalistrikan di Hotel Java Paragon, Surabaya, Kamis (25/8/2016),banyak memberikan masukan positif untuk menyempurnakan draft yang ada. Dengan demikian, setelah tiga kali digelar FGD, SOP Sistem Keamanan Obvit Ketenagalistrikan ini sudah sudah siap disosialisasikan, sebelum resmi menjadi SOP.
“Para peserta banyak menyumbang pemikiran bagus. Kadang ada hal yang kita tidak dalami, melalui mereka kita bisa tahu. Dengan masukan-masukan ini, SOP Sistem Keamanan Obvit Ketenagalistrikan makin sempurna dan Insya Allah akan tepat guna,” ujar Ketua Tim Ahli Penyusunan SOP Obvit Ketenagalistrikan, DR. Kemal Darmawan.
Nantinya, setelah disosialisasikan, SOP Sistem Keamanan Obvit Ketenagalistrikan ini konsekuensinya akan mengikat untuk obyek-obyek yang menyangkut tenaga listrik. Pasalnya, BNPT adalah badan pemerintah yang bertanggungjawab mengkoordinasikan penanggulangan terorisme di Indonesia. Dengan demikian semua obyek ketenagalistrikan harus siap dikoordinasikan meski secara implementasinya bervariasi dengan kemampuan obyek masing-masing.
“SOP itu nanti mengikat secara nasional. Jadi FGD sangat bermanfaat buat kita sehingga nanti produknya tidak out of contact dengan kondisi sebenarnya. Yang pasti, fleksibilitas harus ada, tapi secara umum harus sama,” imbuh Ketua Departemen Kriminologi Universitas Indonesia ini.
Kemal optimis, dengan adanya SOP seperti ini, setiap obvit apakah itu levelnya nasional atau tidak, tapi potensial terancam aksi terorisme, akan memiliki daya tangkal yang lebih besar dan mempermudah pencegahannya.