Jakarta – Facebook dikabarkan telah menghapus 1,5 juta salinan video serangan teroris di Selandia Baru dalam 24 jam pertama setelah penembakan pada Jumat (15/3). Ini merupakan tantangan untuk menghapus materi kekerasan dan ofensif dari media sosial.
Aksi teror yang terjadi di dua masjid di Selandia Baru menewaskan sebanyak 50 orang. Aksi itu direkam oleh dan disiarkan langsung oleh Sang Teroris Brenton Tarrant, 28.
Rekaman asli telah dihapus dari satu jam setelah kejadian oleh Facebook. Namun, beberapa warganet telah mengunduhnya dan menyebarkannya di berbagai media sosial.
Dikutip dari The Guardian pada Senin (18/3), Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan dia akan berbicara dengan Facebook untuk menghentikan penyebaran video tersebut.
Baca juga : Mewaspadai Balas Dendam Al Qaeda dan ISIS Terkait Penembakan di Selandia Baru
“Ini adalah masalah yang jauh melampaui di Selandia Baru tetapi itu tidak berarti kami tidak dapat memainkan peran aktif dalam penyelesaiannya,” kata Ardern. “Ini adalah masalah yang akan saya diskusikan secara langsung dengan Facebook.”
Komentar itu muncul ketika politisi di Inggris mengatakan, perusahaan media sosial harus meningkatkan upaya untuk mengatasi masalah kebencian secara online.
“Perusahaan media besar tentu harus berbuat lebih banyak. Ketika dunia menjadi semakin digital, kita harus menemukan cara untuk memastikan lingkungan digital kita diatur secara efektif, dan berperilaku dengan standar dan norma yang sama seperti yang kita harapkan di dunia nyata di sekitar kita,” kata Kanselir Philip Hammond kepada The Andrew Marr Show, saat di wawancarai BBC One.
Pada hari pertama setelah serangan, Facebook mengatakan, mereka memblokir 1,2 juta upaya untuk mengunggah video berkat sistemnya yang secara otomatis mengenali rekaman dan 300.000 klip lainnya dihapus oleh moderator setelah ditayangkan.