Berlin – Setelah empat tahun meninggalkan Jerman untuk bergabung dengan ISIS, Leonora akhirnya meninggalkan benteng pertahanan terakhir ISIS di Suriah bagian timur dan memutuskan untuk pulang.
“Saya dulu sedikit naif,” ujar Leonora sambil mengenakan jubah hitam dan kerudung krem berbintik putih, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (2/2).
Perempuan Jerman ini mengatakan ia pertama kali datang ke Suriah saat berusia 15 tahun, dua bulan setelah ia memeluk agama Islam.
“Setelah tiga hari, saya menikah dengan suami saya yang orang Jerman,” ujarnya kepada AFP di pusat pemeriksaan untuk orang-orang melarikan diri yang dioperasikan oleh Pasukan Demokratis Suriah (SDF).
Perempuan yang kini berusia 19 tahun ini mengatakan ia menjadi istri ketiga dari seorang jihadist Jerman Martin Lemke. Lemke sebelumnya datang ke Suriah dengan dua istri pertamanya.
Pertama kali, Leonora tinggal bersama kelompok ekstrimis di ibu kota de-facto Suriah Raqa. Namun, ia mengatakan ia hanya sebagai ibu rumah tangga.
Baca juga : Dituduh Rencanakan Serangan, Tiga Pengungsi Irak Ditangkap di Jerman
“Saya hanya berada di rumah, memasak, mencuci, hal-hal seperti itu,” ujar Leonora dengan wajah pucat sambil memeluk kedua anaknya, salah satunya masih bayi berusia dua minggu.
Kelompok Kurdi Suriah menahan ratusan orang asing yang diduga bergabung dengan ISIS, bersama dengan ribuan istri dan anaknya di tempat untuk orang-orang yang terlantar.
Pada akhirnya, Leonora mengajak kedua anaknya dan pergi meninggalkan lokasi tersebut bersama suami dan istri keduanya ke wilayah yang dikuasai SDF.
Kini, Leonora mengaku ingin kembali ke keluarganya di Jerman dan berharap bisa mendapatkan kembali kehidupannya yang dulu.
“Sekarang saya menyadari bahwa itu (keputusan saya dulu) merupakan kesalahan yang sangat besar,” ujar Leonora.
Berdasarkan keterangan dari sumber internal Syrian Observatory for Human Rights, lebih dari 36 ribu orang telah meninggalkan area yang diserbu SDF sejak awal Desember. Sebanyak 3.200 diantaranya telah ditahan karena diduga sebagai anggota ISIS.