Baghdad -Peristiwa pertempuran sengit di Tal Rifaat pada satu pagi di bulan Januari tahun 2014 menewaskan seorang pria yang disapa Haji Bakr. Tak ada yang menyadari saat itu pria bertubuh tinggi berusia sekitar 50 tahun itu yang tewas itu adalah sosok penting di kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Haji Bakr yang bernama lengkap Samir Abd Muhammad al-Khlifawi belakangan diketahui sebagai arsitek atau otak dari pendirian ISIS dan perancang aksi teror selama ini.
Seperti diungkap oleh Der Spiegel, 18 April 2015, Samir Abd Muhammad al-Khlifawi merupakan mantan kepala intelijen angkatan udara Irak berpangkat kolonel di masa pemerintahan Saddam Hussein.
Setelah kematiannya, Samir meninggalkan sejumlah dokumen yang selama ini ia jaga betul kerahasiannya. Dokumen dalam bentuk tulisan tangan itu antara lain blueprint ISIS tentang struktur organisasi ISIS, daftar dan jadwal yang menggambarkan sebuah negara secara bertahap ditundukkan.
Dokumen setebal 31 halaman itu mengungkap tentang sejumlah arahan untuk melakukan aksi, baik yang sudah dijalankan maupun akan dilakukan oleh para pemberontak di wilayah Suriah.
Dokumen ini, Der Spiegel berpendapat, sebagai sumber yang menunjukkan aksi teroris bersenjata yang tersukses dalam sejarah. Selama ini, informasi tentang ISIS diperoleh dari para pemberontak dan dari peetugas ISIS yang ditangkap di Baghdad.
Di dokumen yang ditemukan, Haji Bakr memuat detil daftar orang-orang yang direkrut untuk menjadi mata-mata di desa mereka dan memberikan informasi secara lengkap. Mereka ini direkrut setelah mengikuti dakwah dan kursus mengenai Islam.
Haji Bakr membuat daftar untuk dikerjakan para mata-mata ISIS. Daftar itu meliputi data keluarga-keluarga yang memiliki pengaruh besar, nama orang yang paling berpengaruh di keluarga-keluarga itu, mencari tahu sumber pendapatan mereka, menyebut nama brigade yang dikuasai di desa, cari tahu pemimpinnya yang mengawasi brigadi dan orientasi politik mereka, dan temukan kegiatan mereka yang melanggar hukum shariah yang dapat digunakan untuk memeras mereka jika diperlukan.
“Kita akan menunjuk orang yang paling cerdas sebagai ulama Sharia,” Haji Bakr menulis dalam catatannya. “Kami akan melatih mereka beberapa lama untuk kemudian mengirim mereka.”
Strategi lain yang tercatat dalam dokumen Haji Bakr, dia akan memilih beberapa pria yang disebutnya sebagai saudara di setiap kota untuk menikahi perempuan-perempuan dari keluarga-keluarga yang paling berpengaruh untuk memastikan penyusupan dilakukan tanpa diketahui oleh keluarga-keluarga itu.
Tentang sosok Bakr, seorang jurnalis Irak bernama Hisham al-Hashimi mengatakan, Bakr merupakan perwira yang cerdas, dan ahli logistik yang pintar. Namun, ketika Kepala otoritas Amerika di Baghdad, Paul Bremer membubarkan angkatan bersenjata Irak lewat dekrit pada Mei 2003, hidup Bakr berubah menderita dan menjadi pengangguran.
DER SPIEGEL | MARIA RITA
sumber : tempo.co