Dunia Maya dan Pembentukan Karakter

Saat ini pemberitaan media dihebohkan oleh penutupan situs-situs radikal. Para pengelola situs penebar kebencian itu menuduh negara bersikap phobia dengan memusuhi dakwah dan Islam. Mereka berdalih langkah negara memasung kebebasan pers. Sedangkan pendukung pemblokiran tersebut menyebut langkah negara sebagai tindakan tepat agar virus radikalisme tidak makin menjangkiti masyarakat.

Francis M. Dwyer dalam sebuah risetnya menyebut bahwa manusia setelah lebih dari tiga hari mampu mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10 %, pesan audio 10 %, visual 30 %, dan apabila ditambah dengan praktek maka akan mencapai 80 %. Dari uraian itu dapat disimpulkan audio visual setidaknya melibatkan dua alat indera, Mata dan Telinga yang lalu dikirimkan ke memori otak untuk disimpan. Sementara jika hanya informasi lisan, maka data yang terkirim hanya lewat sisi audio. Efek yang ditimbulkan pun pasti berbeda antara sebatas informasi lisan dengan audio visual.

Dengan demikian maka sesungguhnya, dunia maya berpengaruh besar dalam mempengaruhi publik, baik itu berupa informatif, edukatif, hingga entertainment. Lihat saja bagaimana Sinta Jojo (Keong racun), PSY (Gangnam Style), Briptu norman (chaiya-chaiya) menjadi trend karena bantuan sosial media.

Karena itu, situs radikal juga memiliki dampak yang sama nyata dalam mempengaruhi publik. Itu karena situs-situs tersebut selain menampilkan informasi tulis, juga menayangkan video dan suara yang tentu saja makin memperkuat memori penggunanya. Apalagi video dan foto yang ditampilkan cenderung bertabur aksi kekerasan yang dibungkus dengan cara-cara stylish.

Mereka pun pasti sadar atas teori ini. Apalagi jika melihat gaya-gaya yang ditampilkan para pengelola situs-situs radikal itu. Mereka memanfaatkan peran dunia maya untuk melancarkan agitasi kekerasannya sekaligus mencari pendukung. Jika situs-situs ini tak segera dibendung, entah kekacauan apalagi yang nanti akan ditimbulkan. Negara harus segera mengambil langkah cepat untuk menghentikan penyebaran virus radikalisme yang makin merusuhkan negeri tercinta ini. Semoga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *