Jakarta, CNN Indonesia — Seorang dokter asal Australia, Dr Tareq Kamleh atau Abu Yousef al Australie, menyerukan kepada para profesional kesehatan Muslim lainnya untuk bergabung dengan ISIS di Suriah, dalam sebuah video yang diunggah secara daring di akun media sosial yang terkait dengan ISIS.
Video yang tersebar pada April lalu tersebut sontak menuai perhatian internasional. Video tersebut berlatarkan sebuah rumah sakit anak di daerah Raqqa, Suriah, yang diklaim ISIS sebagai ibu kota kekhalifahan mereka.
Menurut media Australia, The Sunday Mail, Dr Kamleh mengirimkan surat ke Badan Regulasi Praktisi Kesehatan Australia tertanggal 8 Mei lalu yang berisi bantahan bahwa dia direkrut oleh ISIS dan menyatakan bahwa keputusannya itu “telah dipikirkan matang-matang dan tidak melibatkan pencucian otak”.
Dalam suratnya, Kamleh juga mengkritisi tindakan pemerintah Australia yang bergabung dengan pasukan koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat yang berupaya menggempur ISIS di Irak dan Suriah.
“Sejak saya berada di sini, para pasien tewas bukan karena serangan drone. Dua serangan drone yang diluncurkan sejak saya tiba di sini tidak mengakibatkan seorang pun tewas, apalagi tentara,” tulis Kamleh dalam suratnya, dikutip dari Al-Arabiya, Senin (11/5).
“Bagus, ‘Tim Australia’. Dari apa yang saya lihat, kalian telah mengakibatkan lebih banyak korban berjatuhan daripada ISIS,” tulis Kamleh.
“Saya datang ke sini karena kurangnya perawatan medis yang berkualitas untuk merawat penduduk yang menderita penyakit. Bukankah sudah menjadi tugas kemanusiaan saya untuk membantu anak-anak ini juga, atau hanya anak-anak dengan kulit putih dan paspor biru?,” kata Kamleh dalam suratnya.
Kamleh yang merupakan dokter terlatih asal Adelaide, membantah dirinya terlibat dengan berbagai tindakan militer ISIS, namun dia juga tidak mengecam tindakan tersebut.
“Saya tidak terlibat dalam tindakan politik atau militer ISIS. Jika mereka benar, saya berharap mereka mengalami kemajuan. Namun, jika tindakan mereka tidak benar, maka ini persoalan antara mereka dan Allah,” kata Kamleh.
“Saya melihat ini sebagai bagian dari jihad saya untuk Islam, untuk membantu umat Islam di bidang yang saya bisa, dalam hal ini, bidang medis,” tulis Kamleh dalam suratnya.
Dalam surat tersebut, Kamleh juga membahas klaim dari rekan-rekannya yang menggambarkan dia sebagai seorang yang narsis, playboy dan suka berpesta.
“Soal perilaku playboy atau konsumsi minuman beralkohol, mungkin kalian harus menengok setiap sekolah medis di Australia. Saya secara resmi menyangkal bahwa saya pernah terlibat dalam tidakan yang tidak profesional yang dilarang dalam hubungan dokter-pasien,” kata Kamleh.
Sebelumnya, beberapa rekan Kamleh di Australia menilai Kamleh hanya mencari perhatian publik.
“Saya pikir dia hanya terjebak dalam petualangan liar dan menikmati perhatian publik tanpa benar-benar berpikir konsekuensinya. Dalam video itu, Anda dapat melihat dia sangat haus perhatian,” kata mantan rekan Kamleh yang tak dipublikasikan namanya.
Kamleh menutup suratnya dengan menyatakan bahwa dia tak akan pernah kembali ke Australia.,
“Saya akhirnya kembali ke rumah,” kata Kamleh yang kelahiran Perth ini.
Surat Kamleh tersebut juga dikirimkan ke The Sunday Mail dan diunggah ke Facebook.
Badan Regulasi Praktisi Kesehatan Australia kini tengah mempertimbangkan apakah izin praktek Kamleh akan dicabut. (ama/ama)