London – Sungguh menyedihkan remaja putri berusia 19 tahun yang dulu gagah berani bergabung dengan ISIS, Shamima Begum. Kini, setelah ISIS hampir musnah, ia merengek ingin pulang ke Inggris. Sialnya, pemerintah Inggris secara tegas menolak kepulangan Shamima Begum, bahkan Kementerian Dalam Negeri Inggris akan mencabut kewarganegaraannya.
Alhasil, Shamima Begum kini ‘mengemis’ agar bisa menjadi warga negara Belanda. Itu dilakukan karena suaminya yang juga kombatan ISIS berasal dari Belanda.
“Saya tidak tahu apa yang harus dikatakan, saya tidak terlalu terkejut dengan penolakan itu. Keputusan itu hanya mengesalkan dan membuat frustasi. Saya dan putra hanya merasa tidak adil dan putra saya,” kata Begum, kepada ITV News, seperti dilansir di Aljazirah, Kamis (21/2/2019).
Menteri Dalam Negeri Inggris, Sajid Javid telah menulis surat kepada keluarga Begum, Selasa (19/2/2019) kemarin. Surat itu berisi pemberitahuan tentang rencana pencabutan kewarganegaraan Begum.
Begum merupakan imigran berdarah Bangladesh. Namun meski memiliki keturunan Bangladesh, ia tidak memiliki paspor negara Asia tersebut. Ia bahkan tidak pernah mengunjungi Bangladesh. Sementara hukum internasional melarang negara mencabut kewarganegaraan seseorang jika membuat orang itu tidak memiliki negara.
Baca juga : Dulu Garang Wanita ISIS dari AS Menyesal dan Ingin Pulang Kampung
Begum mengatakan ia mendengar banyak orang yang dapat pulang ke Inggris. Ia tidak tahu mengapa kasusnya menjadi sangat sulit. Begum menduga hal ini terjadi karena kepergiaan ke Suriah mengguncangkan Inggris pada 2015 lalu.
“Pilihan lain yang mungkin saya coba dengan keluarga saya adalah suami saya dari Belanda dan ia memiliki keluarga di Belanda, mungkin saya bisa meminta kewarganegaraan dari Belanda, jika ia dikirim ke penjara Belanda saya tinggal menunggu dia keluar dari penjara,” kata Begum.
Begum tiba di Raqqa pada 2015 di usia 15 tahun. Ia kemudian menikah dengan milisi asal Belanda Yago Riedijk yang lebih tua 12 tahun darinya. Suaminya kini sudah menyerah setelah kantong terakhir ISIS di Baghouz, Suriah dikepung Pasukan Demokrasi Suriah yang didukung pasukan Amerika Serikat. Sampai saat ini belum diketahui nasibnya.
Setelah melahirkan pekan lalu di kamp pengungsian Suriah, Begum mengatakan ia ingin kembali pulang ke Inggris demi keselamatan putranya. Sebelumnya, ia memiliki dua orang anak. Keduanya meninggal dunia di Suriah.
“Saya seorang gadis berusia 19 tahun dengan bayi yang baru lahir, saya tidak tahu bagaimana saya bisa menghadapi bahaya, saya bersumpah tidak akan kembali memprovokasi orang untuk bergabung ISIS atau yang lainnya. Saya justru akan mendorong orang untuk tidak bergabung karena tidak semuanya terlihat seperti di video,” kata Begum.