VIVAnews – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), meminta Pemerintah dan Kepolisian RI segera menutup laman scribd.com yang memuat panduan pelaksanaan perang gerilya perkotaan.
Menurut Deputi I BNPT Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi, Agus Surya Bakti, panduan setebal 112 halaman ini bisa diunduh dengan mudah oleh siapa saja dan dikhawatirkan bisa melahirkan benih-benih baru terorisme di tanah air.
“Panduan itu mengkhawatirkan, karena bisa menginspirasi masyarakat. Seharusnya Pemerintah segera menutup akses (laman) tersebut,” kata Agus SB saat berbincang dengan VIVAnews, Rabu kemarin.
Agus menambahkan, propaganda melalui internet merupakan strategi kelompok teroris. Menurut Agus, Pemerintah masih lamban dalam menangani permasalahan terorisme, apalagi propaganda yang mereka sebar melalui internet. “Itulah kelemahan kita (Pemerintah), begitu tahu baru ditangani,” katanya.
Sementara itu, laman yang bisa dibaca secara cuma-cuma di scribd.com hanya pengantarnya, sedangkan untuk panduan teknis gerilya harus diunduh dengan membayar. Sekilas dengan membaca pengantarnya, panduan ini amat berbahaya bagi mereka yang mempunyai bibit ekstrem.
“Hari ini kita dijajah oleh kekuatan militer kafir. Mereka menguasai kota-kota besar dan gedung-gedung pemerintahan. Mereka mengangkat penguasa boneka atas nama sang penjajah. Umat Islam pun menjadi buruan penguasa, dan sebagian besar dari mereka ditahan,” demikian paragraf pertama pengantar panduan itu.
Selanjutnya ditulis bahwa penguasa kafir menyebarkan kekuatan intelijen, informan, dan dinas keamanan rahasia di segala penjuru. “Siapapun yang berani berbicara atau mengutarakan ide-ide untuk menegakkan jihad, syariat, dan antidemokrasi –meskipun ia orang tidak bersalah– maka akan segera ‘dihabisi’,” tulis panduan itu.
Panduan itu kemudian bertanya kepada pembacanya apakah mereka akan berdiam diri dan mencari selamat saja, atau bertindak dan melakukan perlawanan balik. “Manual ini disediakan untuk Anda yang memutuskan untuk berperang. Manual ini disusun bagi rakyat biasa yang memutuskan bahwa perlawanan bersenjata adalah satu-satunya jalan untuk menjatuhkan rezim berkuasa,” tulisnya.
Pengantar panduan lantas memberitahukan kepada pembacanya bahwa jaringan perlawanan harus mengadopsi sistem perlawanan gerilya dengan taktik serangan hit and run –menyerang berulang-ulang dan menghilang dengan cepat. Panduan itu menekankan, inti semua serangan itu adalah untuk membuat otoritas penguasa kebingungan dan kehilangan moral tempur.
“Para pejuang harus mulai merencanakan strategi gerilya kota dengan membawa peralatan tempur mereka dalam belantara gedung-gedung bertingkat dan bangunan tembok,” tulis panduan itu.
Seperti diketahui, belakangan pola serangan semacam yang tertulis dalam panduan tersebut marak terjadi pada anggota Kepolisian RI. Sejumlah polisi tewas ditembak oleh kelompok teroris dengan metode hit and run. Polisi sampai saat ini terus memburu pelaku penembakan. (umi)
sumber: vivanews