Jakarta – Ektremisme berbasis kekerasan merupakan sebuah fenomena yang kini dihadapi bangsa ini. Fenomena ini cukup serius karena menyasar anak anak muda melalui berbagai sarana khususnya melalui media sosial.
Demikian kata Kolonel (Pas) Sujatmiko, Kasubdit Kontra Propaganda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT pada acara official launching of protecting indonesia from violent extremism through promoting tolerance and respect for diversity yang diselenggarakan oleh United Nation Development Program (UNDP) di hotel Sari Pan Pacific Jakarta, Kamis (14/3/2019).
“Saat ini jika memperhatikan hasil-hasil survei berbagai lembaga masyarakat khususnya tren pemikiran anak anak muda kalangan mahasiswa dan para profesional cukup memperhatinkan. Khususnya terkait kecenderungan untuk mencari alternatif lain terhadap sistem yang sudah menjadi konsensus bangsa ini. Kecenderungan ini sering sekali mengakibatkan tindak tindak kekerasan baik secara jndividu maupun secara kolektif, bahkan lebih jauh kecenderungan tersebut juga mengarah ke intoleran dan eksklusivisme,” papar Sujatmiko.
BNPT, lanjut pria asal Magelang ini, sebagai leading sektor dalam menanggulangi terorisme di Indonesja menyadari penuh bahwa rootcase masalah ini tidaklah tunggal. Karena itu BNPT dalam menyikapi masalah ini berpandangan bahwa pendekatan yang harus digunakan dalam menyelesaikan masalah ini harus komprehensive sehingga seluruh faktor faktor yang mendorong seseorang terlibat dalam kekerasan berbasis ekstremisme dapat segera diminimalisir.
Baca juga : Perempuan Agen Perdamaian Harus Mampu Melakukan Deteksi Dini
Sejak tahun 2017, lanjutnya, BNPT telah menggagas sinergitas antar lembaga dan kementerian dalam upaya memperkuat daya tangkal masyarakat dalam membendung radikalisasi yang dilakukan oleh kelompok kelompok radikal yang mendorong terjadinya kekerasan berbasis ekstremisme
Selain itu, BNPT juga menginisiasi sejumlah kegiatan secara langsung bekerjasama dengan stake holder terkait upaya upaya pencegahan, baik masyarakat maupun kalangan anak anak muda agar semuanya terlibat dalam upaya mencegah penyebaran paham kekerasan berbasis ekstremisme.
“BNPT terus menggalakkan pencegahan dengan bekerjasama dengan semua pihak khususnya dalam program kontra radikalisasi kontra ideologi dan kontra narasi,” jelas Sujatmiko.