Metrotvnews.com, Jakarta: Menjelang pemilihan presiden pada 9 juli mendatang, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengendus adanya pergerakan terorisme dalam ideologi radikalisme di perguruan tinggi.
Dalam acara konferensi pers di Hotel Arya Duta pada pukul 17.00 WIB,Kepala BNPT, Irjen Pol (Purn) Drs. Ansyaad Mbai, M.M. mengungkapkan bahwa penyebaran tindakan terorisme telah meluas kesemua lapisan masyarakat, bahkan komunitas terpelajar adalah sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius semua pihak.
“Mereka (teroris) memanfaatkan lembaga pendidikan untuk merekrut anggota” ujar Ansyaad dihadapan sejumlah jurnalis. Dalam konpres tersebut juga dihadiri wakil menteri agama Nasaruddin Umar, Mayjen Agus Surya Bakti Deputi 1 BNPT.
Untuk mencegah berkembangnya faham radikalisme pada 4-6 Juli 2014 BNPT bekerjasama dengan departemen agama menggelar program nasional pencegahan terorisme dengan mengundang 30 rektor perguruan tinggi agama Islam. Nantinya, BNPT juga akan bekerjasama dengan kampus umum lainnya.
Menurut wakil menteri agama Nasaruddin Umar, upaya ini dilakukan pertama kali untuk mencegah faham radikal diperguruan tinggi. “Perguruan Tinggi Islam itu mencetak ustaz, guru dan bahkan tokoh agama di kota dan di kampung-kampung. Untuk itulah penting bagi kita untuk memberikan pemahaman yang benar sebelum mereka mengajarkan kepada orang lain.” ujarnya.
Selain itu, Ansyaad mengatakan bahwa ciri-ciri ajaran radikalisme ini gampang sekali mengkafirkan orang lain dan mengklaim kebenaran kelompoknya saja. Dan yang kedua adalah mengajak jihad dengan cara ekstreem yang menghalalkan segala cara seperti merampok, hacking dan mencuri untuk mendanai kegiatannya.