BNPT Gelar Workshop Pembinaan Terpidana Terorisme di Lapas

Depok – Terobosan-terobosan terus dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam meningkatkan kinerja dalam membina terpidana kasus terorisme di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Kali ini, BNPT menggelar Workshop dan Penyelarasan Modul Identifikasi Dalam Pengembangan Kapasitas dan Penerapan Manajemen Yang Sesuai Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Tindak Pidana Terorisme. Sebelumnya, juga telah digelar kegiatan serupa yang difokuskan untuk warga  binaan yang sudah berada di luar Lapas.

Acara yang digelar di hotel Bumi Wiyata, Depok pada Selasa (21/4/2015) hingga Jumat (24/4/2015) mendatang ini diikuti 46 peserta dari berbagai instansi, 26 Lapas yang ada di Indonesia termasuk dari Direktorat Jenderal Pemasyarakan (Ditjen Pas). Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan (Dir Binapiyantah) Ditjen Pas, Imam Suyudi dengan didampingi oleh Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Dr Irfan Idris, MA
 
Irfan Idris mengatakan, acara ini bertujuan untuk mencari formula dan metode yang tepat dalam melaksanakan kegiatan identifikasi warga binaan terorisme yang masih di dalam Lapas. Pasalnya, peran Lapas sangat besar dalam melakukan pembinaan terhadap narapidana terorisme.
 
“Pembinaan dilakukan agar pada saat terpidana teroris bebas dan kembali ke masyarakat, yang bersangkutan diharapkan tidak akan mengulangi tindak pidananya dan dapat menjadi warga negara yang berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia ini serta mampu bersosialisasi dengan baik dan positif dalam masyarakat luas,” ujar Irfan Idris.
 
Untuk itu, menurut Irfan, guna mewujudkan hal tersebut perlu bagi petugas-petugas Lapas untuk mendalami  program-program yang dapat dilakukan dalam memberikan pembinaan dan penanggulangan terhadap terorisme. Ia berharap setelah selesainya kegiatan ini seluruh peserta dan jajaran instansi terkait mampu membentuk satu metode identifikasi warga binaan khusus tindak pidana terorisme.
 
Dir Binapiyantah Ditjen Pas Imam Suyudi menambahkan bahwa pentingnya workshop ini antara lain deskripsi tentang teori penyelarasan modul identifikasi warga binaan pemasyarakatan Tahun 2015 ini.
 
“Kegiatan ini untuk pengayaan teori bagi para peserta workshop, sehingga teori yang didapatkan dalam kegiatan workshop ini, dapat menjadi metode yang tepat bagi petugas Lapas dalam penanganan warga binaan terorisme yang ada di masing-masing Lapas,” ujar Imam.
 
Workshop ini menghadirkan narasumber yang juga para pakar di bidangnya masing-masing antara lain Prof Hamdi Muluk (pakar ilmu psikologi dari Universitas Indonesia), Dr Mila Noor Milla (UIN Syarif Kasim Pekanbaru Riau), Dr Gasi Shalom Msi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), dan Wahyu Cahyono Msi (peneliti psikologi terorisme dari Universitas Indonesia).
 
Kegiatan wokrshop ini  menggunakan 4 metode yang terdiri Dialog, Diskusi, Pendataan dan Analisa. Kegiatan tersebut juga memadukan teori dan simulasi praktek lapangan di beberapa Lapas yang ada di wilayah Jawa Barat, dengan diperkuat oleh Instrumen dan modul yang telah disusun oleh keempat narasumber.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *