Jakarta – Banyak cara dilakukan para teroris dalam merekrut anggota barunya. Salah satu caranya adalah mendoktrin narapidana narkotika sebagai pendosa dan mengajak bertobat melalui jihad yang diyakini para teroris.
“Contohnya, kejadian di Bali. Dari 5 napi, ada 3 napi narkoba. Ketika dipenjara, mereka dibilang sudah melakukan banyak dosa, satu-satunya cara menebusnya dengan ikut jihad,” kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai usai acara diskusi di Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Senin (15/7/2013).
Ansyaad menambahkan proses perekrutan ini membuat para anggota tidak memahami agama secara menyeluruh karena hanya memanfaatkan internet. Termasuk untuk m
empelajari cara pembuatan bom nitroglyside yang didapat dengan cara mengunduh dari Alqedaj International.
“Dari sekian banyak teroris, mereka tidak terlalu banyak memiliki tokoh yang betul diyakini sebagai ideologi. Sementara sisanya hanya ikut-ikutan, banyak di antara mereka ada yang preman, ada yang napi narkoba. Begitu dipenjara satu sel dengan teroris, ketika bebas mereka menjadi teroris,” ujar Ansyaad menjelaskan.
Sementara itu terkait dengan 4 napi terorisme yang kabur dari LP Tanjung Gusta, Ansyaad menghimbau mereka untuk menyerahkan diri. Jika tidak, maka segala upaya akan dilakukan berdasarkan dinamika di lapangan.
“Kalau tidak datang, kita tangkap, dan ketika ditangkap dia tembak, kita pasti tembak balik. Itu kondisi di lapangan, di mana kondisi di lapangan tidak seindah karangan dalam buku,” tutup Anysaad.
sumber: detik news