Poso dan Pesona yang Terpendam

BNPT: Bom Komandan Jaringan Poso

Poso dan Pesona yang TerpendamMAKASSAR, CAKRAWALA – Kepala Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayor Jenderal (Mayjend) TNI Agus Surya Bakti, mengaku telah mengantongi data-data pelaku teror yang kerap terjadi di daerah Sulawesi Selatan akhir-akhir ini.

Termasuk pelaku bom pipa yang dilemparkan kearah Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, pada Hari Ulang Tahun Partai Golkar tahun 2012 lalu.

Hal tersebut diutarakan usai acara pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), di Hotel Singggasana, Makassar, Selasa, 5 Maret.

“Ini ada kaitannya. Bahkan diduga terkait dengan kelompok poso. Kita punya datanya, sekarang masih proses (pengejaran) dan tunggu saja hasilnya,” katanya saat ditanyai soal bom pipa SYL dan bom molotov gereja.

Agus menuturkan bahwa pihaknya telah membentuk FKPT yang akan bersama-sama memberantas terorisme. FKPT ini merupakan gabungan dari berbagai kalangan, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, mahasiswa pelajar dan sebagainya.

FKPT bertugas meluruskkan pemahaman agama tentang aksi teroris sebagai upaya dari BNPT untuk betul-betul memberdayakan masyarakat.

Agus menambahkan, dalam penanganan penanggulangan teroris memang tugas utama BNPT. Nantinya, FKPT yang terbentuk adalah perpanjangan tangan BNPT di daerah-daerah.

“FKPT adalah mitra BNPT. Dalam mengatasi aksi teroris, bukan hanya tugas TNI-Polri saja. Melainkan tugas kita semua. Dimana saat ini, banyak faham-faham baru yang bermunculan,” bebernya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Direktur Deradikalisasi, Irfan Idris. Menurutnya FKPT merupakan langkah strategis untuk menjadi wadah sinergitas potensi daerah dalam melakukan upaya pencegahan aksi kelompok terorisme.

Dia menambahkan bahwa deradikalisasi merupakan bentuk upaya pencegahan dan penangkalan terhadap aksi kelompok terorisme harus dilakukan secara bersama-sama.

“Penanggulangan aksi-aksi terorisme yang terjadi di tengah masyarakat tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata,” tandasnya.

Meski demikian, dia tidak menjelaskan terkait penemuan bom molotov serta senjata rakitan jenis paporo di salah satu posko pasangan calon gubernur-wakil gubernur di Makassar yang menjadi rival Syahrul di pemilihan gubernur lalu. (mg3/ism)

Sumber: cakrawala-berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *