AKSI terorisme yang terjadi belakangan ini menunjukkan terjadinya dinamika dalam modus operandi dan peta kelompok radikal terorisme di Indonesia. Pertama, terjadi pergeseran sasaran aksi terorisme, dari kepentingan atau warga negara asing (far enemy), menjadi kepentingan nasional (near enemy).
Kedua, mereka tak lagi mengandalkan serangan bom skala besar yang destruktif, tapi serangan sporadis dalam skala kecil. Ketiga, dinamika ditandai dengan fragmentasi kelompok radikal terorisme yang bergeser menjadi kelompok kecil yang mempersiapkan aksinya secara clandestine, berbaur di tengah masyarakat.
Dinamika juga tampak dari elevasi modus pemanfaatan dunia maya untuk propaganda, pengumpulan informasi, perekrutan, komunikasi, dan pendanaan. Dari segi pendanaan, dengan memanfaatkan metode fraudulent hacking terhadap situs MLM online, mereka bahkan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 8 miliar untuk membiayai aksi terorisme. Selengkapnya (11.58 kB)